3 Strategi Kemenperin Atasi Perlambatan Industri Mamin

Selasa, 08 November 2022 16:56 WIB

Penulis:Pratiwi

Editor:Pratiwi

mamin.jpg

 

 

JAKARTA (sijori.id) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak menampik bahwa ada perlambatan di sektor industri. Namun Kemenperin telah menyiapkan langkah mitigasi. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita, mengatakan salah satu industri yang belum kembali ke pasca pandemi ialah industri makan dan minum.

“Industri ini sebelum COVID-19 sektor yang tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Ini yang akan kami kembalikan,” ujar Agus dalam konferensi pers virtual, Senin, 7 November 2022.

Agus memaparkan alasan industri ini masih juga lamban ialah, karena permintaan dari luar negeri terganggu akibat tekanan global yang tak menentu. Tak hanya itu, Menperin mengatakan pemasukan bahan baku yang cukup tinggi, baik dari ketersediaan maupun harga juga jadi penyebabnya.

Lalu untuk industri yang tumbuh negatif ada di sektor kimia dan farmasi, disusul industri bahan galian nonlogam dan farmasi. Hal ini berkaitan dengan pelemahan market yang terjadi di Eropa dan tingginya nilai input bahan baku. Kemenperin mengaku masalah ini sudah dibahas di kementeriannya bersama dengan berbagai asosiasi.

Agus dan jajarannya menyiapkan langkah mitigasi, pertama yang mencari pasar baru untuk ekspor. Menperin berencana membuka akses untuk pasar Amerika Latin dan Amerika Selatan, Afrika, hingga negara-negara Timur Tengah dan Asia.

Kedua, melakukan peningkatan  penguasaan pasar dalam negeri. Terakhir melakukan penguatan daya saing industri melalui kemudahanan akses bahan baku, penguatan ekosistem usaha dan penguatan sisi produksi.

Teranyar, S&P Global melaporkan, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur atau indeks manufaktur Indonesia pada Oktober 2022 berada di level 51,8 atau. Nilai itu turun dibandingkan dengan September 2022 sebesar 53,7.

Meski begitu, PMI Manufaktur Indonesia masih berada di level 50,0 alias bertahan di mode ekspansif. Level tersebut bertahan selama 14 bulan berturut-turut, namun tingkat ekspansi pada Oktober 2022 turun ke posisi terendah dalam dua bulan. (*)

Tags:mamin