30 Tahun Beroperasi, McDonalds Tutup Gerai di Russia

Selasa, 17 Mei 2022 16:51 WIB

Penulis:Pratiwi

mcd.jpg

 

MOSKOW  (sijori.id) - Beroperasi sejak 30 tahun lalu, Restoran cepat saji McDonalds memiliki 850 restoran di Russia. Kini, McDonalds menutup usaha mereka di sana. Sebelumnya McDonalds dikritisi karena dianggap lambat menghentikan bisnisnya di Rusia. Akhirnya pada bulan Maret lalu mereka menangguhkan operasi setelah munculnya beberapa ancaman boikot.

Alasan penutupan perusahaan raksasa itu adalah krisis kemanusiaan dan lingkungan produksi yang tidak terprediksi akibat perang di Ukraina, seperti dikutip dari BBC  Selasa, 17 Mei 2022.

Kepala eksekutif McDonalds, Chris Kempczinski menyatakan bahwa ini merupakan masalah yang rumit dan memiliki banyak konsekuensi. Ia menyatakan bahwa mereka tidak mampu mengabaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Ukraina.

“Mustahil membayangkan logo Lengkung Emas kami yang merepresentasikan harapan dan janji yang sama saat kami masuk pasar Rusia 32 tahun lalu,” katanya.  

Semua situs McDonald’s di Rusia akan dijual kepada pembeli lokal dan proses “de-arching” atau peruntuhan restoran akan berjalan. Langkah ini meliputi pergantian nama, branding, dan menu namun tetap mempertahankan merek dagangnya.

Meski akan segera ditutup, McD memiliki beberapa prioritas yang akan dijalankan. Salah satunya adalah menjamin pembayaran 62.000 karyawannya sampai proses penjualan selesai. Selain itu, mereka berharap para karyawan dapat bekerja pada pembeli selanjutnya.

McD juga tetap membayarkan gaji penuh karyawannya yang bekerja di 108 restoran di Ukraina yang masih ditutup.

Penutupan ini merupakan akhir dari sebuah era saat restoran itu pertama kali berdiri di Moskow pada akhir bulan Januari 1990.

Saat pertama kali beroperasi di Rusia, McD merupakan lambang mencairnya tensi ketegangan saat Perang Dingin.

Kemunculannya disambut hangat warga Rusia yang juga menunjukkan perubahan, setahun sebelum runtuhnya Uni Soviet.

Menu-menu semacam burger, kentang goreng, dan pai merupakan penanda Rusia yang merangkul Barat. Makanan-makanan hangat itu seakan-akan mengakhiri perang yang saat itu berlangsung.

Tiga dekade kemudian, McDonalds memutuskan untuk pergi akibat apa yang disebut Rusia sebagai ‘operasi militer khusus’.

Saat tensi di Ukraina mulai memanas pada bulan Februari lalu, perusahaan-perusahaan internasional mulai mengumumkan penghentian operasi sementara di Rusia.

Beberapa berharap situasi akan segera membaik dan bisnis akan dapat segera dijalankan kembali. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda konkret mengenai ketegangan yang akan mereda.

Penutupan oleh McDonalds ini menunjukkan bahwa mereka menyadari kecilnya kemungkinan situasi normal akan kembali.

Langkah ini juga mungkin akan disusul oleh perusahan lainnya yang akan meninggalkan Rusia.