BRI
Selasa, 13 Juni 2023 12:56 WIB
Penulis:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) - Remaja sudah paham teknologi dan internet. Sayangnya, mereka cenderung tidak memiliki pengalaman dan masih mudah percaya ketika berinteraksi dengan orang lain di dunia maya. Kombinasi hal inilah yang akhirnya membuat anak muda terutama remaja rentan terkena penipuan.
Anak usia di bawah 18 tahun memang jauh lebih mungkin menjadi korban pencurian identitas daripada orang dewasa. Hal ini karena anak-anak membutuhkan waktu lebih lama untuk menyadari bahwa mereka adalah korban pencurian identitas, sehingga memungkinkan pencuri identitas mendapatkan lebih banyak waktu untuk menggunakan identitas mereka untuk tujuan kriminal.
Oleh karena itu, para orang tua yang memiliki anak remaja harus mengetahui, apa saja penipuan yang sering menargetkan remaja, seperti berikut ini.
1. Penipuan di Media Sosial
Media sosial tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi tapi juga wilayah utama penipuan berbasis internet yang menargetkan remaja. Penipuan yang sering terjadi di media sosial adalah penipuan yang melibatkan pencurian identitas.
Pencurian identitas ini paling sering terjadi dengan modus survei atau kontes yang meminta informasi pribadi. Selain itu, pencurian identitas juga bisa dilakukan lewat modus catfishing di mana penipu berpura-pura sebagai seseorang yang bukan dirinya sendiri, lalu berteman dengan korban serta berniat untuk mengambil uang, informasi pribadi dan sebagainya.
2. Penipuan Belanja Online
Remaja dan milenial adalah pembelanja online untuk barang-barang mahal. Mereka ternyata juga sering terpikat untuk masuk ke situs web palsu yang berisiko mengambil uang mereka padahal situs tersebut sebetulnya tidak menjual apapun. Selain itu, penipuan jenis ini juga dapat melibatkan penjualan produk palsu.
3. Penipuan Beasiswa
Seperti yang Anda ketahui, biaya kuliah memang tidak murah. Anak muda memang banyak yang khawatir tentang biaya pendidikan tinggi.
Tidak mengherankan banyak yang tertipu lewat iming-iming beasiswa yang tampaknya terlalu indah untuk diwujudkan. Penawaran penipuan palsu bisa jadi beasiswa berbasis biaya khusus, atau memberikan beasiswa tapi membayar biaya tertentu terlebih dahulu.
4. Penipuan Penurunan Berat Badan
Banyak anak remaja yang memiliki masalah pada citra tubuh. Meski warganet sudah lebih aware soal body positivity, penipu ternyata justru memanfaatkan perasaan gelisah pada remaja tersebut agar mereka mau membeli produk dan layanan yang tidak berguna dan bisa jadi berbahaya. Biasanya, penipu akan mengiming-imingi hasil yang cepat dan lebih mudah dengan paket harga tertentu.
5. Keamanan Webcam
Pada saat pandemi, anak-anak memang belajar melalui Zoom sehingga membutuhkan webcam yang terpasang di laptop atau layar monitor PC. Namun, ketika mereka tidak mengetahui kurangnya keamanan webcam, hal ini bisa menimbulkan bahaya.
Penipuan yang melibatkan situasi tersebut biasanya menggunakan kemampuan peretas untuk menyusup ke webcam yang tidak dilindungi atau dinonaktifkan. Sebagai hasilnya, penipu akan mengumpulkan informasi dan gambar yang digunakan untuk memeras anak-anak remaja tersebut dan orang tua mereka.
Bagikan