Ahli Menemukan 417 Kota yang Hilang dengan Jaringan Jalan yang Apik

Selasa, 23 Mei 2023 10:55 WIB

Penulis:Pratiwi

Kota Hilang di Tengah Hutan.jpg

 

 

GUATEMALA (sijori.id) - Dikutip dari The Washinton Post Selasa, 23 Mei 2023, para peneliti dari studi arkeologi gabungan AS-Guatemala yang diterbitkan di Cambridge University Press pada bulan Desember mengatakan mereka telah menemukan 417 kota yang hilang. Uniknya, kota tersebut saling terhubung oleh jalan raya super sepanjang 110 mil.

Penemuan ini membuat para sejarawan memikirkan kembali apa yang mereka ketahui tentang peradaban Maya kuno. Beberapa teknologi seperti penemuan jaringan jalan dan kota, sistem hidrolik, dan infrastruktur pertanian menunjukkan bahwa komunitas yang tinggal di Amerika Tengah tersebut rupanya lebih maju daripada yang diduga.

 

Selain itu, dengan adanya sistem jalan tol, peneliti mengatakan bahwa temuan ini mencerminkan organisasi sosial-ekonomi dan kekuatan politik peradaban tersebut.

Sebagai catatan, peneiti menganggap dunia yang hilang pada periode tahun 1.000 SM sebelumnya sebagai masyarakat nomaden, pemburu-pengumpul.

Namun, dengan sistem jalan tol yang menghubungkan 417 kota yang hilang di hutan El Mirador di Guatemala selatan ini mengubah segalanya. Pasalnya, kota yang hilang dengan sistem jalan tol ini itu berada di hutan tropis terpencil di perbatasan Meksiko-Guatemala.

Catatan lainnya, kota tersebut hanya dapat diakses dengan helikopter disambung dengan pendakian sepanjang 40 mil. Wilayah tersebut juga banyak dihuni oleh hewan buas seperti Jaguar, dan ular.

"Kita sekarang tahu bahwa periode Praklasik adalah salah satu kompleksitas dan kecanggihan arsitektur yang luar biasa, dengan beberapa bangunan terbesar dalam sejarah dunia sedang dibangun selama ini," kata penulis utama studi sekaligus profesor penelitian arkeologi di Idaho State University, Richard Hansen.

Hansen menambahkan, temuan ini mengungkap seluruh volume sejarah manusia yang belum pernah diketahui oleh manusia yang hidup di era ini.

Saat ini, Tim, yang terdiri dari ilmuwan AS dan Guatemala telah memetakan area di Amerika Tengah sejak 2015 dan telah menggunakan teknologi lidar. Ini merupakan  teknik pemetaan laser arkeologi utama untuk mengungkap detail terbaik seperti vegetasi purba.

Teknik ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat bendungan kuno, waduk, piramida, platform, jaringan jalan lintas, dan bahkan lapangan bola, sesuai penelitian.

Arkeolog di Universitas San Carlos di Guatemala City dan salah satu penulis makalah, Enrique Hernández, mengatakan penemuan sejarah itu bisa sama berpengaruhnya dengan piramida Mesir. (*)