Senin, 17 Oktober 2022 22:10 WIB
Penulis:Pratiwi
DAMASKUS (sijori.id) - Para arkeolog di Suriah yang sedang dilanda perang telah menemukan mozaik menakjubkan dari era Romawi. Mozaik tersebut menampilkan peristiwa-peristiwa dari Perang Troya, pahatan Dewa Romawi Hercules dan Dewa Neptune bersama 40 gundiknya.
Direktorat Jenderal Barang Antik dan Museum, sebuah badan pemerintah Suriah menemukan mural sepanjang 20 x 6 meter di Rastan. Sebuah kota di Suriah tengah dekat Homs. Wilayah ini menjadi medan pertempuran utama selama Perang Suriah.
Badan tersebut menemukan mural yang terpelihara dengan baik. Dibuat di zaman kuno dengan batu berwarna-warni yang masing-masing berukuran 1,2 X 1,2 sentimeter. Mozaik ada di sebuah bangunan yang dikuasai pemberontak perang saudara hingga 2018 sebelum pasukan pemerintah Suriah mengambil kota tersebut. Reruntuhan kuno di bawah bangunan masih menjalani penggalian.
"Kami tidak dapat mengidentifikasi jenis bangunan, apakah itu pemandian umum atau yang lainnya, karena kami belum selesai menggali," kata Humam Saad, Direktur Asosiasi Penggalian dan Penelitian Arkeologi di direktorat tersebut, kepada AP Minggu 16 Oktober 2022.
"[Mosaik] bukan yang tertua dari jenisnya, tetapi yang paling lengkap dan paling langka," menurut Direktorat Jenderal Museum Suriah.
Mural itu adalah penemuan langka yang "kaya akan detail", dan dengan mudah merupakan penemuan arkeologi paling penting di negara itu sejak perang saudara dimulai pada 2011.
Mural tersebut berasal dari abad ke-4 M, setelah Kekaisaran Romawi Barat berpisah dari Kekaisaran Romawi Timur yang juga dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium.
Mural tersebut mencakup penggambaran Perang Troya, perang legendaris yang terjadi antara Yunani dan Troya di Troy kuno (Turki modern).
Mural juga menunjukkan Hercules yang dikenal sebagai Heracles di Yunani membunuh Hippolyta, ratu prajurit Amazon.
Banyak artefak Suriah telah dihancurkan dan dijarah selama konflik 11 tahun terakhir. Selama penggaliannya, mosaik menghadapi masa depan yang tidak pasti
"Sayangnya, ada kelompok bersenjata yang mencoba menjual mosaik pada satu titik pada 2017 dan mendaftarkannya di platform media sosial," kata Saad kepada AP. (*)
Bagikan