Australia Resmi Klasifikasikan DJI Mini 5 Pro sebagai Small Restricted RPA, Bukan Drone Mikro

Selasa, 07 Oktober 2025 10:59 WIB

Penulis:Pratiwi

mini-5-pro.jpg

AUSTRALIA (sijori.id) - Otoritas penerbangan sipil Australia (CASA) resmi menetapkan DJI Mini 5 Pro sebagai small restricted RPA (Remotely Piloted Aircraft) atau drone terbatas berukuran kecil—bukan drone mikro di bawah 250 gram. Kepastian ini diperoleh dari korespondensi antara CASA dan operator drone asal Adelaide, Corey Roberts dari Airworks Pty Ltd.

Keputusan tersebut menempatkan Australia sejalan dengan Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris yang juga mengambil sikap tegas terhadap perbedaan bobot Mini 5 Pro.

 

Hilangnya Privilege Drone Mikro

Klasifikasi baru ini berdampak besar bagi pemilik Mini 5 Pro di Australia. Status baru itu mencabut berbagai kelonggaran yang sebelumnya dinikmati operator drone di bawah 250 gram. Jika sebelumnya mereka bisa terbang dengan pembatasan minimal, kini mereka harus mengikuti aturan setara dengan operator drone berukuran lebih besar.

Dalam surat elektronik bertanggal 2 Oktober 2025, Carolyn Taylor, pejabat senior di Divisi Pengawasan Regulasi CASA, menegaskan:

“DJI Mini 5 diklasifikasikan sebagai small restricted RPA dan bukan sub-250g micro RPA.”

Penjelasan ini menjawab pertanyaan Roberts yang menyoroti laporan bahwa unit Mini 5 Pro secara konsisten memiliki bobot 252–253 gram—sedikit di atas ambang batas 250 gram yang menjadi syarat drone mikro. Roberts, operator berlisensi CASA dengan pengalaman hampir 10 tahun di bidang drone profesional, meminta kejelasan bagi komunitas drone di Australia.

Dampak bagi Operator Drone di Australia

Dengan klasifikasi tersebut, pemilik Mini 5 Pro kini wajib:

  • Mendaftarkan drone mereka ke CASA sebelum digunakan.
  • Mengikuti pelatihan dan kuis akreditasi daring CASA.
  • Mematuhi zona larangan terbang 5,5 km dari bandara berpengendali.
  • Mengikuti aturan keselamatan standar baik untuk penerbangan rekreasi maupun komersial.

Bagi banyak pengguna yang membeli Mini 5 Pro karena dijanjikan keunggulan “bebas registrasi” dan fleksibilitas penerbangan, keputusan ini menjadi kabar mengecewakan.

 

Perbedaan Regulasi Global

Langkah Australia menegaskan perbedaan sikap antarotoritas dunia soal bobot Mini 5 Pro.

  • EASA (Eropa) masih mengizinkan toleransi pabrikan ±3% (hingga 257,4 gram) dan tetap menggolongkan Mini 5 Pro ke dalam kelas C0.
  • FAA (AS) mewajibkan registrasi dan Remote ID untuk semua drone di atas 250 gram tanpa toleransi.
  • Transport Canada menuntut pilot memastikan sendiri berat drone; jika ≥250 gram, harus terdaftar dan berlisensi.
  • CAA (Inggris) juga menolak toleransi bobot. Mulai 1 Januari 2026, ambang batas registrasi bahkan akan turun menjadi 100 gram.

 

Bobot Berlebih Gara-Gara Speaker

Investigasi menunjukkan, penyebab utama kelebihan bobot Mini 5 Pro adalah pemasangan speaker kecil untuk memainkan jingle pembuka DJI. Komponen ini menambah sekitar 3 gram—cukup untuk melampaui batas 250 gram yang selama ini menjadi ciri khas seri Mini.

Keputusan desain ini membingungkan banyak pihak. DJI selama bertahun-tahun memasarkan lini Mini sebagai drone ultra-ringan yang bebas izin di banyak negara. Dengan tambahan speaker tiga gram ini, perusahaan justru menimbulkan masalah regulasi di berbagai pasar utama.


Kritik terhadap DJI

Portal DroneXL menilai keputusan DJI “tak seharusnya terjadi”. Selama empat generasi, DJI berhasil mempertahankan bobot Mini di bawah 250 gram, menjadikan kategori itu identik dengan mereknya. Kini, Mini 5 Pro merusak reputasi tersebut.

Menurut DroneXL, CASA memang benar secara teknis—karena beratnya melebihi batas yang diatur. Namun akar masalahnya adalah kegagalan DJI mempertahankan standar yang justru menjadi kekuatan utama produknya.

Bagi operator berlisensi yang sudah terbiasa dengan prosedur CASA, perubahan ini mungkin tidak berpengaruh besar. Namun bagi pengguna rekreasional yang membeli Mini 5 Pro karena janji kemudahannya, keputusan ini jelas membatasi kebebasan terbang mereka.

Sementara itu, EASA dinilai lebih realistis dengan toleransi ±3% yang mengakomodasi variasi pabrikan tanpa mengorbankan aspek keselamatan. Pertanyaannya kini: apakah otoritas lain akan mengikuti langkah EASA—atau tetap bersikeras pada batas tegas 250 gram? Dan apakah DJI akan belajar dari kesalahan ini untuk menghadirkan Mini generasi berikutnya yang benar-benar sub-250g? (*)