SNI
Rabu, 30 Maret 2022 21:15 WIB
Penulis:Pratiwi
PURBALINGGA (sijori.id) - Urusan knalpot Purbalingga, Jawa Tengah, jagonya. Sekira 700-1.000 pengrajin menggantungkan hidupnya dari pembuatan knalpot secara manual.
Untuk itu, Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Pemerintah Kabupaten Purbalingga sepakat menjalin kerja sama di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Nota kesepakatan ditandatangani Kepala BSN, Kukuh S. Achmad dan Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Rabu (30/3/2022).
Dalam kerja sama tersebut, yang akan menjadi prioritas utama adalah pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk knalpot. "Purbalingga terkenal sebagai sentra industri knalpot. Adanya SNI knalpot akan melindungi keberlangsungan usaha, serta membantu pelaku usaha untuk meningkatkan daya saingnya," ujar Kukuh selepas penandatanganan nota kesepakatan.
Kukuh menjelaskan, pengembangan SNI merupakan kegiatan yang berbasis konsensus, dengan melibatkan stakeholder, baik dari unsur pemerintah, pelaku usaha, pakar, hingga masyarakat.
"Pemerintah Kabupaten Purbalingga dapat menjadi konseptor awal. Selanjutnya, konsep tersebut akan ditindaklanjuti oleh komite teknis terkait," terang Kukuh.
Saat ini, BSN telah menetapkan 14.071 SNI. Selain mengembangkan SNI, BSN juga bertanggung jawab memelihara SNI, serta mendampingi stakeholder untuk menerapkan SNI. "SNI sendiri dapat diterapkan secara luas, baik oleh pemerintah daerah, pelaku usaha maupun masyarakat," terang Kukuh.
Pembinaan penerapan SNI kepada pemerintah daerah dapat diupayakan dalam bentuk penerapan SNI pada layanan publik, seperti SNI ISO 9001 Sistem Manajemen Mutu, SNI ISO 27001 Sistem Manajemen Keamanan Informasi, SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan dan Standar Sistem Manajemen lainnya. Penerapan SNI sistem manajemen diyakini dapat mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, efektif, transparan, akuntabel, serta layanan publik yang berkualitas dan terpercaya di Kabupaten Purbalingga.
Kukuh melanjutkan, sebagai implementasi Undang-undang Cipta Kerja, BSN mendapat amanat untuk mengembangkan sistem pembinaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dengan kategori usaha risiko rendah. Pada 2021, BSN meluncurkan aplikasi SNI Bina UMK yang dapat diakses melalui binaumk.bsn.go.id.
"SNI Bina UMK dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di wilayah Kabupaten Purbalingga untuk meningkatkan daya saingnya, seperti gula semut organik, kopi, batik dan lain-lain," tutur Kukuh.
Kukuh berharap, kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga juga dapat mendukung pemulihan ekonomi dari sektor pariwisata. Pemerintah Kabupaten Purbalingga sendiri sudah membangun bandara internasional untuk menarik wisatawan. Dengan demikian, langkah selanjutnya adalah mengelola tempat wisata dengan baik.
"Untuk memberikan jaminan kepada stakeholder akan kebersihan, kesehatan, keamanan, serta kepedulian pelestarian lingkungan, pengelola dapat menerapkan SNI CHSE," kata Kukuh.
Selain itu, BSN juga mendukung program revitalisasi pasar, dengan memberikan pendampingan terhadap penerapan SNI Pasar Rakyat. "Pasar adalah tempat perputaran uang. Dengan pengelolaan yang baik, konsumen akan nyaman untuk pergi ke pasar," pungkas Kukuh.
Dalam kesempatan ini, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan BSN guna meningkatkan daya saing Kabupaten Purbalingga.
“Mudah-mudahan, dengan pendampingan dari BSN, dapat meningkatkan daya saing produk-produk daerah, termasuk terhadap pelayanan publik,” harap Dyah. (*)
Bagikan