Dibantu Pertamina Tembus Pasar Dunia, Neon Hias Barang Bekas Naik Kelas

Minggu, 13 Desember 2020 20:32 WIB

Penulis:Minka

ilustrasi
ilustrasi undefined

JAKARTA (sijori.id) - Deretan lampu hias berbahan kaca menghiasi hampir tiap sudut rumahnya. Bentuk dan warnanya pun beraneka ragam. Barang-barang itu adalah Neon Kreasi milik Darmawati Halik, pemilik usaha Dua Putri Souvenir salah satu pelaku UMKM Mitra Binaan PT. Pertamina (Persero). Yang membuat cukup spesial, neon-neon cantik itu diciptakan dari bahan daur ulang alias barang bekas.

Belum banyak yang melirik nilai ekonomis sampah barang bekas menjadi pundi rupiah. Bahkan menurut Darma, panggilan akrabnya, sampai sekarang peluang bisnis kerajinan barang bekas masih terbuka luas, dan dapat melesat begitu cepat. Itu semua tergantung bagaimana orang dapat memanfaatkan peluang itu.

“Tergantung kita sih bagaimana memanfaatkan kesempatan itu, karena beberapa teman-teman dan anggota UKM Dua Putri itu rata-rata mereka memilih berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan, menjadi pebisnis sampah barang bekas,” ungkapnya.

Tidak hanya lampu bekas yang dapat diolah. Menurut Darma, ada beberapa barang bekas yang dapat dikreasikan. Diantaranya, sampah plastik, sampah botol, sampah besi, sampah kertas, sampah logam, dan sampah kardus bekas.

Namun, dirinya hanya memasarkan untuk kerajinan tangan lampu neon, menjadi pernak pernik yang unik.

Ibu dari dua anak ini, berhasil membuat kerajinan tangan dari lampu neon bekas menjadi berkelas. Awalnya, kurang lebih 200 hiasan kaca per-hari dapat dibuat. Kini, produksinya makin naik.

Berkisar 500-an hiasan pernak pernik dibuatnya per-hari. Dengan jumlah produksi seperti itu, ia sudah bisa meraup untung sebesar Rp40 jutaan setiap bulannya.

Produk yang diproduksi di Kel. Mangalu, Kec. Palangga, Kota Gowa Sulawesi Selatan ini sudah dipasarkan hingga ke semua wilayah Sulawesi, Ambon, NTT, dan hampir di seluruh Indonesia Timur.

“Jadi perhiasan pernak pernik ini sudah saya pasarkan di beberapa kota di Pulau Sulawesi dan Indonesia bagian timur. Jadi pengirimannya melalui bantuan Pertamina. Saya bisa mendistribusikan neon-neon itu di beberapa kota dan kabupaten di Indonesia. Target saya, Insya Allah ini sudah bisa sampai ke mancanegara,” harapnya.

Hal itu bukan sekadar khayalan. Sebab, pada pameran IndoBuildtech di BSD Tangerang, dibantu Pertamina, Darma berhasil mendapat pembeli dari mancanegara. “Ada yang beli katanya dari Pakistan, ada yang dari Turki, China juga ada. Disitu saya senang sekali, karena neon saya disukai orang asing,” katanya.

Adapun beberapa jenis sovenir lampu di buat Darma. Mulai dari lampu hias pajangan dan lampu hias duduk, yang terbuat dari sampah neon.

Harga jual terbilang sangat murah, hanya Rp 10 ribu/pcs. Untuk meningkatkan penjualannya selain ditopang dengan bantuan Pertamina, Darma berbagai strategi marketing yang selama ini dijalankan untuk menuai kesuksesan.

Lanjut Darma, membeberkan usaha neon kreasi ini tidak bisa sukses seperti saat ini, tanpa bantuan dan dorongan dari sekitarnya. Dari keluarga dan menjadi mitra binaan yang selama ini menopang usahanya.

“Tentu ini semua karena banyak orang yang mendukung saya. Termasuk Pertamina, saya ini binaan dari mereka. Karena setiap usaha pasti dimana-mana butuh modal,” katanya.

Apalagi, menurut Darma, banyak yang belum tahu cara memanfaatkan sampah barang bekas untuk bisa mendatangkan keuntungan. Baik dari segi komersil, maupun bagi kehidupan kita sehari-hari.

Hal ini yang dibuktikan oleh Darma dengan membuka peluang usaha lampu-lampu bekas bisa mendapatkan omzet puluhan juta perbulan.

Semua dikerjakan secara homemade di rumah bersama anggota UKMnya. Dia juga berani membuka usaha ini, untuk membuktikan bahwa perempuan jika memiliki keterampilan tangan, bisa menjadi suatu pekerjaan yang menjanjikan. Terutama bagi yang sulit mendapat pekerjaan.

“Ini mungkin yang saya mau hilangkan. Jika perempuan hanya bisa bekerja dan dapat uang itu di kantor. Padahal, kita bisa buat lapangan kerja juga. Biar di rumah sambil urus keluarga. Kita bisa dapatkan uang asalkan punya bakat dan mau membuat keterampilan kita,” tutupnya.