Dimorphos Kini Terlihat Lebih seperti Komet

Sabtu, 22 Oktober 2022 13:08 WIB

Penulis:Pratiwi

komet.jpg

 

 

FLORIDA (sijori.id) - Benda luar angkasa, asteroid Dimorphos tidak lagi sama setelah NASA menabrakkan pesawat ruang angkasa ke objek tersebut. Dibanding tampak sebagai asteroid, Dimorphos kini terlihat lebih seperti  komet.

Citra Dimorphos tertangkap NASA lewat gambar yang ditangkap oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble yang tengah mengambil gambar baru dari batu ruang angkasa dari jarak  jauh.

Mengutip InsiderI, Jumat, 21 Oktober 2022, sebuah asteroid biasanya muncul sebagai titik cahaya dalam gambar teleskop. Sedangkan  komet yang terdiri dari bola es dan debu biasanya memiliki dua ekor yang berbeda.

Satu ekor tampak putih dan terbuat dari debu. Yang lainnya terlihat biru, karena terbuat dari partikel bermuatan listrik yang disebut ion.

Sebagai informasi, sebelumnya NASA melakukan Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART) sebagai upaya berani untuk berlatih mengalihkan asteroid menjauh dari Bumi.  Uji coba dilakukan dengan sekenario jika para astronom tidak mengetahui adanya asteroid berbahaya yang menuju Bumi dalam 100 tahun ke depan.  NASA pun  bersiap jika perlu menyingkirkan Armageddon.

Pada 26 September, pesawat ruang angkasa DART menabrak Dimorphos. Tabrakan ini mendorong Dimorphos sedikit lebih dekat ke asteroid yang lebih besar yang mengorbitnya, Didymos.

Namun berkat dampak ledakan DART, aliran debu dan batu telah melayang dari Dimorphos ke luar angkasa. Sekarang ia memiliki penampilan ekor bercabang seperti komet. NASA menyebut ekor ganda pada asteroid itu sebagai perkembangan yang tidak terduga.

Sebelumnya, Hubble telah mengamati sistem Dimorphos-Didymos 18 kali sejak dampak DART. Gambar menunjukkan bahwa ekor kedua terbentuk antara 2 dan 8 Oktober. Para ilmuwan tidak yakin bagaimana hal itu terjadi, menurut NASA, tetapi akan terus menyelidiki dalam beberapa bulan mendatang.

Dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang dampak DART, dan apa yang terjadi pada Dimorphos sesudahnya diharapkan  bisa membantu NASA merencanakan misi masa depan untuk membelokkan asteroid berbahaya. (*)