FOMO
Jumat, 08 September 2023 14:06 WIB
Penulis:Pratiwi
(sijori.id) - Fenomena FOMO ini bukanlah hal baru di zaman kita. Akan tetapi, istilah ini mungkin baru dipelajari selama beberapa dekade terakhir, yang dimulai dengan makalah suatu penelitian tahun 1996 oleh seorang ahli strategi pemasaran, Dr. Dan Herman yang akhirnya menciptakan istilah fear of missing out.
Akan tetapi, sejak munculnya media sosial, FOMO jadi semakin lebih jelas dan sering dipelajari. Tidak dapat dipungkiri media sosial telah mempercepat fenomena FOMO dalam berbagai cara. Media sosial memberikan situasi di mana Anda dengan mudah membandingkan kehidupan biasa Anda dengan hal-hal yang Anda anggap penting dalam kehidupan orang lain.
Selain itu, media sosial menciptakan platform untuk saling berbagi bahkan menyombongkan diri. Di sinilah berbagai hal, peristiwa, dan bahkan kebahagiaan itu sendiri kadang-kadang tampak sebagai sesuatu yang dibandingkan. Orang-orang membandingkan pengalaman mereka yang terbaik dan sempurna, yang mungkin juga dapat membuat Anda bertanya-tanya apa kekurangan Anda.
Akan tetapi jika dibiarkan terus menerus, FOMO dapat menimbulkan perasaan tidak bahagia. Rasa takut ketinggalan dapat menyebabkan lebih banyak keterlibatan dalam perilaku tidak sehat. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui apa saja pemicu atau penyebab munculnya FOMO agar Anda tidak terseret dalam bahayanya.
Berikut beberapa hal yang dapat memicu menimbulkan FOMO.
Tidak Mau Rugi
Seseorang bisa FOMO karena tidak mau rugi akibat kehilangan sesuatu. Jika mereka merasa kehilangan sesuatu, mereka meyakini bahwa hal itu menimbulkan perasaan negatif yang lebih besar daripada perasaan positif yang timbul karena tidak kehilangan sesuatu.
Penyesalan
Penyesalan diduga menjadi pemicu terkuat mengapa seseorang menjadi FOMO. Rasa takut ketinggalan bisa terjadi seiring dengan perasaan menyesal karena ketinggalan.
Penyesalan juga dapat disebarkan ke masa depan melalui apa yang dikenal sebagai ‘affective forecasting’. Itu artinya seseorang tersebut mencoba memprediksi apa yang mungkin mereka rasakan berdasarkan peristiwa yang sebetulnya belum terjadi. Jadi, seseorang bisa saja merasa menyesal sebelum terjadi sesuatu yang dapat memicu FOMO.
Ada Terlalu Banyak Pilihan
Penyebab lain dari FOMO adalah karena ada terlalu banyak pilihan. Meskipun terlalu banyak pilihan mungkin terasa positif, ada saatnya ketika ada terlalu banyak pilihan justru akan membuat Anda kewalahan. Selain itu, kita biasanya ingin memilih apa yang tepat bagi kita yang bisa jadi sulit jika sudah ada terlalu banyak pilihan karena kita takut ketinggalan jika memilih pilihan yang salah.
Misalnya, seseorang mungkin tidak tahu karier apa yang harus dijalani karena mereka dihadapkan dengan banyak pilihan. Mereka jadi tidak dapat memprediksi pilihan apa yang terbaik bagi mereka.
Suasana Hati yang Lebih Rendah
FOMO mungkin bermula dari perasaan tidak bahagia. Rendahnya tingkat kepuasan terhadap kebutuhan dasar akan kompetensi dan keterhubungan dapat mengarah pada tingkat FOMO yang lebih tinggi daripada keinginan untuk memenuhi kebutuhan.
Manusia adalah makhluk sosial yang menginginkan interaksi kelompok. Oleh karena itu, persepsi pengucilan sosial dapat membuat seseorang menjadi tidak bahagia yang membuat mereka lebih mungkin mengalami FOMO. (*)
Bagikan