Indeks Kepercayaan Industri pada September 2023Mmengalami Perlambatan

Sabtu, 30 September 2023 10:27 WIB

Penulis:Pratiwi

pabrik.jpg
ilustrasi industri manufaktur | freepik

 

 

JAKARTA (sijori.id) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada September 2023 mengalami perlambatan menjadi 52,51 poin jika dibandingkan dengan Agustus 2023 yang turun 0,71 poin.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni mengatakan, dari 23 subsektor yang ada, sebanyak 17 di antaranya masih tetap ekspansif. Share subsektor IKI yang mengalami ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas kuartal II-2023 sebesar 88,2%.

"IKI pada bulan September 2023 berada pada fase ekspansi yakni 52,51 nilai ini berarti IKI melambat dari Agustus 2023 mencapai 53,52," katanya dalam konpers Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2023 di Kementerian Perindustrian pada Jumat, 29 September 2023.
 

Kondisi tersebut menunjukkan penurunan permintaaan dunia. Di sisi lain kondisi inflasi mereda karena harga komoditas mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan preferensi konsumen di dunia untuk menahan konsumsi meningkat.

Sedangkan kata Febri, terdapat enam subsektor dengan nilai IKI mengalami kontraksi dan memiliki kontribusi 11,8% pada share PDB industri pengolahan nonmigas kuartal II-2023.

Subsektor yang mengalami kontraksi pada September ini adalah Industri Tekstil; Industri Pakaian Jadi; industri Kayu, Barang Kayu dan Gabus, Industri Barang Galian Bukan Logam; Industri Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya. Untuk Industri Barang Galian Bukan Logam kontraksi tersebut disebabkan oleh penurunan produksi industri kaca dan keramik, sedangkan untuk industri semen dilaporkan mengalami peningkatan produksi.

Penurunan nilai IKI ini dikarenakan adanya peningkatan persediaan produk pada hampir seluruh subsektor manufaktur. Kondisi tersebut menunjukkan produksi pada September ini belum banyak terserap di pasar baik ekspor maupun dalam negeri.

Meskipun demikian, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) ditengarai menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia khususnya industri manufaktur, salah satunya industri semen. Diperkirakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) memberikan kontribusi terhadap penjualan semen secara nasional sekitar 800.000 hingga 1 juta ton per tahun.

Febri menjelaskan, banyaknya barang impor yang beredar di dalam negeri menyumbang penurunan IKI dalam tiga bulan ini. Khususnya untuk sektor-sektor yang indeksnya mengalami kontraksi, seperti industri Tekstil dan Produk Tekstil, dan industri keramik. (*)