Arab Saudi
Rabu, 09 November 2022 21:06 WIB
Penulis:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) - Indonesia dan Pembuat rudal Turki Roketsan menandatangani kontrak untuk memasok sejumlah sistem senjata. Salah satunya adalah rudal Khan. Kesepakatan itu diumumkan di Indo Defence Expo & Forum, yang berlangsung pada 2-5 November. Ini adalah pertama kalinya sistem rudal Khan akan memasuki inventaris kekuatan selain militer Turki. Dengan kata lain Indonesia adalah pembeli asing pertama rudal tersebut.
Selain rudal Khan, Roketsan juga akan mengembangkan sistem pertahanan udara multilayer untuk Angkatan Darat Indonesia. Dikabarkan Angkatan Laut Indonesia juga tertarik dengan sistem rudal anti-kapal Atmaca Turki. Namun Roketsan belum mengkonfirmasi hal ini.
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menyambut baik kerja sama ini. Dia juga mengapresiasi komitmen kuat Turki dalam mendukung kerja sama industri pertahanan. Baik dalam kerangka Government to Government maupun Business to Business .
Sedanggkan Wakil manajer umum Roketsan Murat Kurtulus menekankan Khan telah terbukti memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Menurutnya pembelian Indonesia sangat penting karena akan membuka pasar senjata Asia Tenggara yang cukup luas
Kemampuan Khan
Khan adalah sistem rudal balistik baru Turki yang dibangun Roketsan. Ini adalah versi ekspor dari rudal Bora. Rudal pertama kali diungkapkan kepada publik pada tahun 2017.
Selama beberapa tahun terakhir Turki melakukan sejumlah upaya untuk membeli rudal balistik jarak pendek dari negara-negara NATO. Namun NATO menolak permintaan tersebut. Ini menyebabkan Turki mencari rudal dari negara-negara non-NATO dan memproduksinya di dalam negeri.
Beberapa sumber melaporkan bahwa sistem rudal balistik Turki ini diadopsi pada tahun 2017. Rudal pertama kali digunakan secara operasional pada tahun 2019 ketika setidaknya satu rudal diluncurkan dari wilayah Turki terhadap sasaran di Irak.
Meskipun Khan adalah sistem Turki, komponen utama dikembangkan di luar negeri atau berasal dari negara lain. Rudal itu dikembangkan di China dan sasis beroda mobilitas tinggi berasal dari Belarusia. Khan pada dasarnya adalah versi sistem M20 atau DF-12 China yang diproduksi oleh lisensi Turki.
Rudal diluncurkan secara vertikal dan memiliki jangkauan 280 km. Rudal dilengkapi dengan 470 kg hulu ledak konvensional. Beberapa jenis hulu ledak tersedia. Rudal memiliki panjang sekitar 7.8 m dan berat sekitar 2.500 kg.
Rudal balistik DF-12A China dirancang khusus agar tidak terlalu jauh dari jangkauan 300 km dan muatan 500 kg. Ini untuk mengatasi pembatasan Missile Technology Control Regime (MTCR). Secara eksternal rudal tersebut memiliki beberapa kesamaan dengan LORA Israel.
Peran utama rudal balistik Khan adalah untuk menyerang konsentrasi pasukan dan kendaraan lapis baja, serta target penting lainnya, seperti lapangan udara, pos komando, baterai pertahanan udara, dan fasilitas pendukung. Dalam beberapa kasus, rudal balistik ini dapat digunakan sebagai alternatif pengeboman presisi.
Rudal ini dilengkapi dengan GPS dan Sistem Navigasi Inersia (INS). Rudal itu kemungkinan memiliki CEP 30 hingga 50 meter.
Rudal dapat kembali ditargetkan selama penerbangan. Kemampuan ini memungkinkan untuk melibatkan target yang bergerak. Waktu persiapan peluncuran adalah sekitar 12 menit. Kedua rudal dapat ditujukan pada target yang berbeda dan ditembakkan dalam mode salvo.
Dalam hal kinerja dan kemampuan, Khan Turki setara dengan sistem Iskander-E Rusia. Khan didasarkan pada sasis mobilitas tinggi MZKT-7909 Belarusia dengan konfigurasi 8x8. Peluncur Khan dapat melakukan perjalanan di semua jenis jalan dan off-road. Kendaraan peluncur mampu penyebaran cepat. Kecepatan maksimum kendaraan sekitar 70 km/ jam dan daya tempuh 1 000 km
Khan dioperasikan oleh 4 awak. Kendaraan dilengkapi dengan kabin lapis baja 4 pintu, yang memberikan perlindungan bagi awak terhadap tembakan senjata ringan dan serpihan peluru artileri.
Beberapa tahun yang lalu sebuah perusahaan BMC Turki sedang mengembangkan sasis roda khusus 8x8 dalam negeri. Namun tidak jelas apakah sasis ini telah mencapai produksi.
Baterai Khan terdiri dari beberapa kendaraan peluncur dengan rudal balistik, kendaraan reload, kendaraan komando dan mungkin beberapa kendaraan pendukung lainnya.
Sistem pertahanan udara
Sedangkan untuk rudal pertahanan udara Indonesia akan membeli apa yang disebut sebagai sistem rudal pertahanan udara Trisula-O Missile System (OMS), Trisula-O Wapon System (OWS), Trisula-U Missile System, dan Trisula-U Weapon System (UWS).
Trisula sendiri disebut merupakan versi indonesia dari sistem rudal pertahanan udara ini adalah Hisar buatan Roketsan Turki.
Turki membangun Hisar dalam dua varian. Pertama adalah Hisar-A yang merupakan sistem pertahanan udara ketinggian rendah. Sistem ini dipersenjatai dengan empat rudal yang diluncurkan secara vertikal. Varian lain adalah Hisar-O yang merupakan sistem pertahanan udara ketinggian menengah.
Kedua sistem rudal hisar dikembangkan untuk melindungi pangkalan militer, pelabuhan, fasilitas dan pasukan dari ancaman udara dan dirancang agar kompatibel dengan integrasi platform yang berbeda. (*)
Bagikan