Indonesia Mendapatkan Komitmen Jepang untuk Melanjutkan Pembangunan MRT Jakarta Fase 2

Senin, 18 Desember 2023 09:22 WIB

Penulis:Pratiwi

Pembangunan Proyek MRT - Panji 5.jpg
Nampak sejumlah pekerja melakukan pengecekan proyek pembangunan jalur MRT Jakarta fase 2A CP201 di kawasan Monas,Jakarta Kamis 23 Maret 2023. Pembangunan Stasiun Thamrin dan Monas pada konstruksi fase 2A MRT Jakarta saat ini telah mencapai 53,03 persen hingga 25 Februari 2023. Sementara itu mesin bor terowongan 1 (TBM-1) telah berhasil membangun terowongan northbound dari Stasiun Thamrin menuju Stasiun Bundaran HI sepanjang 400 meter, dari total 562 meter. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah mendapatkan komitmen dari Jepang untuk melanjutkan pembangunan MRT Jakarta Fase 2 Koridor Timur - Barat. Hal tersebut merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada akhir pekan lalu.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan peletakan batu pertama proyek MRT Jakarta Fase 2 itu dijadwalkan pada Agustus 2024.

"Presiden juga mendorong agar pembangunan Jalur Utara-Selatan Fase 2A dan 2B dapat selesai tepat waktu," kata Retno, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 17 Desember 2023.

Menurut risalah pembahasan penilaian yang ditandatangani pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) pada November lalu, MRT Jakarta Koridor Timur - Barat akan memiliki panjang 84,1 kilometer dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi.

Proyek ini akan terdiri dari empat tahap pekerjaan yakni:

   Fase 1 tahap 1 (Tomang-Medan Satria sepanjang 30,1 km)
   Fase 1 tahap 2 (Kembangan-Tomang sepanjang 9,2 km)
   Fase 2 timur (Medan Satria-Cikarang sepanjang 20,5 km)
   Fase 2 Barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).

 

Kerja Sama Lain

Selain komitmen terhadap proyek MRT, Indonesia juga menerima dua komitmen kerja sama dari Jepang.

Pertama, hibah kapal patroli Jepang senilai 9 miliar yen (sekitar Rp983,4 miliar). Kapal tersebut, yang diserahkan kepada Bakamla Republik Indonesia, akan meningkatkan kapasitas kemaritiman Indonesia, khususnya dalam penegakan hukum di laut.

Kedua, Presiden Jokowi dan PM Kishida juga mencatat MoU kerja sama senilai 10 miliar yen (sekitar Rp1 triliun) antara Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan Tokushukai Medical Corporation untuk meningkatkan pelayanan kardiovaskular di Asia.

"Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kardiovaskular di kawasan Asia," ujar Retno.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga mengangkat isu transisi energi, menyoroti proyek-proyek prioritas seperti pembangunan pembangkit listrik geotermal di Muara Laboh, proyek waste to energy di Legok Nangka, dan pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah.

"Presiden juga menekankan pentingnya kerja sama mineral kritis dengan Jepang dan kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian penting rantai pasok baterai EV dunia," kata Menlu Retno.

Jokowi melakukan kunjungan ke Jepang pada tanggal 16-18 Desember 2023. Jokowi dan Kishida menyambut baik selesainya perundingan substantif Protokol Perubahan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA).

Menurut Retno, proses perundingan protokol perubahan dimulai sejak 2019, dan diharapkan dapat diimplementasikan pada kuartal pertama 2024 setelah proses legal scrubbing dan ratifikasi di parlemen masing-masing negara. (*)

Tags:MRT