Ini Alasan Masker Kain Filter Hepa Disebut Bahayakan Kesehatan

Selasa, 03 November 2020 01:32 WIB

Penulis:Minka

ilustrasi
ilustrasi undefined

JAKARTA (sijori.id) -- Masker kain yang filter Hepa dianggap lebih efektif dari masker N95 untuk mencegah penularan berbagai virus termasuk Covid-19. Namun masker ini mengandung bahaya bagi kesehatan.

Ini merupakan hasil riset dari University of Cambridge dan Northwestern University dan sudah dipublikasikan di jurnal online BMJ Open, seperti dikutip dari situs University of Cambridge, Senin (2/11/2020).

Filter HEPA merupakan bahan yang biasa digunakan untuk menyaring debu dalam vacuum cleaner. Bahan ini juga umum ditemukan dalam berbagai air purifier. 

Untuk membuktikan efektivitas filter masker, peneliti melakukan tes terdapat masker dari sejumlah kain, mulai dari kaus sampai jeans. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan jenis bahan masker kain apa yang paling efektif dalam mencegah virus Covid-19.

Para peneliti menguji keefektifan kain yang berbeda dalam menyaring partikel antara 0,02 dan 0,1 mikrometer, seukuran dengan sebagian virus.

Penelitian dilakukan dengan kecepatan partikel yang cukup tinggi, yakni sebanding dengan batuk atau napas berat. Mereka juga menguji N95 dan masker bedah, yang lebih umum digunakan dalam pengaturan perawatan kesehatan.

Salah satu peneliti, Eugenia O'Kelly dari Fakultas Teknik Cambridge, menyatakan bahwa para peneliti berkonsultasi dengan komunitas penjahit online untuk mengetahui jenis kain apa yang mereka gunakan untuk membuat masker.

Karena kekurangan masker N95 pada saat itu, beberapa peneliti melaporkan bahwa mereka bereksperimen dengan memasukkan kantong vakum filter HEPA ke dalam masker.

Para peneliti menemukan bahwa kantong vakum baik yang sekali pakai atau yang dapat digunakan kembali efektif dalam memblokir partikel-partikel kecil.

Namun para peneliti menyatakan bahwa kantor filter HEPA sekali pakai tidak boleh digunakan sebagai masker wajah. Pasalnya, ada komponen yang mungkin terlepas saat pemotongan, dan mungkin mengandung bahan komponen yang tidak aman untuk dihirup.

"Ini masalah menemukan keseimbangan yang tepat - kami ingin bahannya efektif dalam menyaring partikel, tetapi kami juga perlu tahu bahwa mereka tidak membuat para pengguna masker berisiko menghirup serat, yang bisa berbahaya," kata Eugenia O'Kelly.

Meski begitu, para peneliti mengingatkan ada beberapa batasan dalam penelitian ini: mereka tidak melihat peran fit dalam menyaring partikel.

Namun, Eugenia O'Kelly mengatakan bahwa hasil tersebut mungkin berguna bagi penjahit dan pembuat masker saat memilih kain yang akan digunakan untuk membuat masker.

"Kami telah menunjukkan bahwa dalam situasi darurat di mana masker N95 tidak tersedia, seperti pada hari-hari awal pandemi ini, masker kain secara mengejutkan efektif dalam menyaring partikel yang mungkin mengandung virus, bahkan pada kecepatan tinggi," terangnya.