Airbus A400M
Selasa, 26 Agustus 2025 09:03 WIB
Penulis:Pratiwi

MALAYSIA (sijori.id) — Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) mencatat tonggak penting dalam kemampuan perang anti-kapal selamnya. Untuk pertama kalinya, kapal selam KD Tun Razak kelas Scorpène berhasil menembakkan torpedo Black Shark dalam konfigurasi tempur. Peluncuran ini dilakukan pada 29 Juli di perairan Laut Cina Selatan, bersamaan dengan manuver yang juga melibatkan penembakan rudal anti-kapal Exocet dari kapal permukaan seperti fregat KD Lekiu dan korvet KD Lekir.
Latihan Taming Sari 23/25 berlangsung sejak 8 hingga 31 Juli, berpusat di Pangkalan TLDM Lumut dan Kota Kinabalu, dan digelar bersamaan dengan latihan Kerismas 28/25. Kedua latihan ini melibatkan unsur TLDM, Angkatan Darat, Tentera Udara Diraja Malaysia, dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Fokus utama latihan adalah meningkatkan interoperabilitas, menguji prosedur operasi, dan mengasah respons terhadap ancaman konvensional dalam skenario kompleks.
Dua Kapal Selam Kelas Scorpène
TLDM saat ini mengoperasikan dua kapal selam kelas Scorpène yang disebut kelas Perdana Menteri, yaitu KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak. Keduanya resmi masuk armada pada 2009, setelah kontrak pengadaan dengan Prancis pada 2002.
Masing-masing kapal selam memiliki bobot sekitar 1.600 ton di permukaan dan 1.740 ton saat menyelam, panjang 67 meter, serta diawaki 32 personel. Kecepatan maksimumnya mencapai 20 knot saat menyelam. Persenjataannya meliputi torpedo berat Black Shark, rudal anti-kapal Exocet SM39, dan hingga 30 ranjau laut.
Untuk menjamin kesiapan tempur, TLDM pada 2025 menandatangani kontrak pemeliharaan lima tahun senilai sekitar 240 juta dolar AS dengan BHIC Submarine Engineering Services. Pekerjaan pemeliharaan menyeluruh akan dilakukan di Pangkalan Teluk Sepanggar, selaras dengan program transformasi 15-ke-5 yang bertujuan memperkuat armada dan keberlanjutan kemampuan tempur.
Torpedo Black Shark
Torpedo berat Black Shark, buatan perusahaan Italia WASS (Leonardo), dirancang khusus untuk kapal selam kelas Scorpène dan beberapa kelas lainnya. Senjata ini menggunakan pemandu serat optik, sonar multi-frekuensi, dan kemampuan Electronic Counter-Countermeasure (ECCM) canggih. Black Shark mampu melaju hingga 93 km per jam, menjangkau 50 km, dan tetap optimal di kedalaman ekstrem berkat sistem propulsi elektrik dengan baterai Al-AgO. Versi terbaru, Black Shark Advanced, mengadopsi baterai lithium-polimer dan peningkatan kemampuan ECCM.
Makna Strategis
Keberhasilan peluncuran torpedo Black Shark ini menegaskan peningkatan kemampuan tempur bawah laut TLDM sekaligus memperlihatkan kemampuan integrasi taktis antara unit permukaan dan kapal selam. Latihan Taming Sari juga memperkuat postur deterrence strategis Malaysia di kawasan Indo-Pasifik yang kian kompetitif, sekaligus mencerminkan komitmen negara tersebut untuk memodernisasi armada dan mempertahankan kehadiran angkatan laut yang siap tempur. (*)
Bagikan