Kedelai Impor segera Masuk

Kamis, 08 Desember 2022 15:52 WIB

Penulis:Pratiwi

kedelai.jpg
Kacang kedelai

 

JAKARTA (sijori.id) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan  kedelai impor akan datang pada akhir Desember 2022. Zulhas mengatakan, seiring dengan masuknya kedelai impor harga diharapkan akan ikut melandai paling lambat pada Januari 2022. Ditambah Kemendag akan melakukan pemberian subsidi harga jual oleh Perum Bulog sebanyak Rp1000 kepada perajin tahu-tempe di dalam negeri.

"Kedelai mungkin sampai kesini pada akhir bulan desember 2022. Dijual nanti kira-kira antara Rp11.000, termasuk subsidi Rp1000 itu. Mudah mudahan dengan ini harga turun,"  kata Zulhas di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis 8 Desember 2022.

Diakui Zulhas impor kedelai yang masih memerlukan wkatu 45 hari setelah pemesanan dan jauhnya tempat pengimpor yaitu negara Amerika Serikat, masih menjadi ganjalan harga kedelai dalam negeri mahal.

Berdasarkan panel Harga Badan Pangan Nasional per 8 Desember 2022, harga kedelai impor hari ini bertengger di Rp14.710 per kg untuk biji kering di tingkat pengecer. Sepekan sebelumnya, harga masih diangka Rp14.630 per kg.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, saat ini ketersediaan stok kedelai sampai dengan akhir Desember 2022 adalah 71.301 ton, di mana kebutuhan per bulan seharusnya diangka 243.961 ton. Dengan begitu, ketahanan stok kedelai di dalam negeri diprediksi untuk selama 7 hari.

Imbas hal ini Zulhas telah menugaskan kepada Bulog untuk mengimpor 350 ribu ton kedelai di 2022. Sebagai informasi, rata-rata kebutuhan kedelai nasional sekitar 3 juta ton untuk konsumsi tahu dan tempe. Sementara, kemampuan produksi lokal hanya sekitar 250 ribu ton per tahun.

Maka impor yang dilakukan diharapkan meningkatkan produksi kedelai lokal guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri tahu dan tempe. Untuk itu, penugasan Perum Bulog harus mengutamakan pengadaan atau penyerapan kedelai lokal dari petani.

Hasil penyerapan tersebut akan disalurkan kepada perajin tahu dan tempe, sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program Pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai lokal. (*)