Kisah Inspiratif Rahmawati, Asal Banyuasin

Kamis, 21 Juli 2022 06:28 WIB

Penulis:Pratiwi

Pertamina
Rahmawati perempuan pejuang sayuran asal Mariana, Banyuasin, Sumatera Selatan bercerita awal mula sebelum dirinya dan Kelompok Hidroponik Mariana terjun sebagai tukang sayuran dan tukang pempek.

 

PALEMBANG (sijori.id) - Rahmawati perempuan pejuang sayuran asal Mariana, Banyuasin, Sumatera Selatan. Ia  bercerita awal mula sebelum dirinya dan Kelompok Hidroponik Mariana terjun sebagai tukang sayuran dan tukang pempek. Mulanya, Rahmawati ini pernah menjadi bagian dari pekerja Kelurahan Mariana. Ia aktif dalam kegiatan ibu-ibu di Kelurahan Mariana lainnya.

Saat itu bertepatan dengan dilandanya pandemi Covid-19 yang mana banyak UMKM yang tutup, banyaknya masyarakat yang hilang pekerjaan terutama kaum wanita yang membuat banyaknya ibu-ibu sekitar yang tidak produktif. Melihat hal itu, dirinya mengajak para ibu-ibu lainnya untuk bangkit dan membantu perekonomian rumah tangga dengan membentuk Kelompok.

Wanita kelahiran Palembang, 26 Maret 1992 ini kemudian merasa keperihatinan yang mendalam akan kondisi tidak termanfaatkannya lahan perkarangan rumah dan banyaknya ibu-ibu sekitar yang tidak produktif.

Berangkat dari keperihatinan itulah, kemudian Rahmawati dan ibu-ibu mengambil inisiatif untuk mengubah lahan “menjadi lebih produktif”. Disulapnya lah lahan yang tidak produktif menjadi green house budidaya hidroponik dan kemudian kelompok tersebut diberi nama “Kelompok Hidroponik Mariana”.

Untuk terjun sebagai “tukang sayuran” bukan perkara mudah, ditambah lagi sayuran yang dijual terkenal dengan sayuran mahal. Setelah beberapa kali panen, timbullah masalah baru yaitu semakin berkurangnya peminat “sayuran mahal” ini. Karena harga yang ditawarkan jauh lebih tinggi daripada harga sayuran di pasaran. Hal ini membuat Rahmawati dan kelompoknya memutar otak untuk mengolah sayuran ini agar lebih bernilai dan disukai masyarakat.

“Kami kemudian berpikir dan mencari inovasi-inovasi lain untuk mengolah sayuran ini agar usaha kami terus berkembang. Setelah beberapa lama kami berpikir muncullah ide untuk membuat makanan khas Sumatera Selatan yaitu pempek dengan tambahan sayuran,” ujarnya.

Siapa yang tidak pernah merasakan lezatnya Pempek? Kuliner khas warga Sumatera Selatan ini, mempunyai cita rasa yang khas dengan cuko pedas. Namun, pernahkah merasakan pempek sayuran organik? Melalui Rahmawati dan Kelompok Hidroponik Mariana menyulap sayuran hidroponik menjadi “pempek warna-warni”.

Ramhmawati menambahkan yang membuat kelompok ini kian bersemangat karena adanya pelatihan pengemasan dan pemasaran serta pameran-pameran yang disupport oleh Pertamina Integrated Terminal Palembang, sehingga produk yang dijual semakin menarik dan dikenal banyak orang.

Pertamina Patra Niaga regional Sumbagsel melalui Pertamina Integrated Terminal Palembang memberikan bantuan berupa instalasi hidroponik, pelatihan budidaya hidroponik dan sarana prasarana produk olahan sayuran hidroponik dengan total sebesar Rp50.000.000.

“Kita juga selalu memberikan pelatihan-pelatihan dan mengikutsertakan UMKM dalam pameran-pameran dengan harapan usaha kelompok dapat berkembang, mandiri dan dikenal masyarakat luas tidak hanya masyarakat Sumatera Selatan sehingga melalui UMKM dapat membangkitkan perekonomian”, ungkap Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan

Produk olahan sayuran hidroponik (pempek warna-warni) ini cukup menggiurkan, pempek ini dapat dikonsumsi semua kalangan dan sekaligus mengajarkan anak-anak untuk menyukai sayuran.

Usaha yang dijalani Rahmawati dan Kelompok Hidroponik Mariana menjadi berkelanjutan. Mulai dari budidaya hidroponik, kemudian sayuran hidroponik dipilah untuk dijual langsung dan di olah. Kemudian menghasilkan produk-produk seperti pempek warna-warni, biskuit sayuran dan keripik sayuran.

“Akhirnya kami para perempuan dapat membantu perekonomian rumah tangga dan dapat bangkit dari pandemi Covid-19. Terimakasih Pertamina,” tutur Rahmawati dengan bangga.
  (*)