Desa
Selasa, 08 November 2022 21:23 WIB
Penulis:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) - Makin banyak perempuan yang melahirkan perusahaan rintisan maupun menduduki jabatan leader di perusahaan raksasa atau konglomerasi teknologi.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Sjahrir membandingkan, di beberapa perusahaan modal ventura tempat ia bekerja saja, didominasi (55%) oleh perempuan sebagai salah satu pendirinya. Selain menjadi founder, perempuan juga aktif terlibat di perusahaan sebagai Chief Executive Officer (CEO), Chief Technology Officer (CTO) maupun Chief Operational Officer (COO).
"Jadi ini tren yang bagus menurut kita dan memang sesuatu yang mungkin perlu di tekankan karena itu adalah good trend," kata Pandu, Senin, 7 November 2022.
Managing Partner Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani menambahkan, kemunculan berbagai founder perempuan ini terinspirasi dari para pendahulunya yang telah malang melintang di industri ini.
Dicontohkan, sosok Crystal Widjadja yang menjadi woman behind the gun big data Gojek ternyata menginspirasi lebih banyak perempuan untuk terjun ke industri ini. Ditambah lagi dengan karakter perusahaan rintisan yang standardnya tidak sekaku perusahaan yang lebih mapan seperti bank misalnya, memungkin mereka yang memiliki kemampuan untuk mengakselerasi karir mereka di sini.
“Figur seperti Criystal di Gojek dan Neneng di Grab menginspirasi lebih banyak perempuan untuk bergabung ke startup. Bahwa ternyata mereka juga bisa berpartisipasi even di wilayah teknis seperti data analytic maupun programming. Lalu juga karena startup tidak serigid perusahaan established apalagi kalau sektornya banyak dikuasai perempuan seperti beauty dan socmed, itu sangat mendukung,” kata Edward saat dihubungi TrenAsia.com, Selasa, 8 November 2022.
Cofounder Drama
Samira Shihab, CEO dan Co-founder ecommerce preloved fashion Tinkerlust berpendapat salah satu tantangan yang dihadapi para leader perempuan adalah selisih pendapat di antara para founder. Jika bisa melalui fase ini, niscaya bisnis mereka akan selamat.
Sepupu Najwa Shihab ini membagikan beberapa kriteria utama dalam memilih partner startup, seperti value, vision, compatibility, trust serta vibe check. Menurutnya partner bisnis adalah bagian paling penting dalam membangun bisnis bersama ke depan. Untuk itu perlu memilih partner yang tepat.
“Di dua tahun pertama saya bermitra dengan Aliya Amitra Tjakraamidjadja, kita sering menghabiskan waktu untuk berdebat, dalam percakapan yang memanas dan menyerang kesehatan mental maupun emosional. Butuh bertahun-tahun dan begitu banyak pelajaran hingga akhirnya kami bisa memahami cara berkomunikasi dan saling percaya. Memang perlu waktu untuk membangun fondasi yang bisa tahan terhadap naik turunnya bisnis yang dibangun,” kata Samira.
Adapun beberapa nama perempuan Indonesia yang tercatat sebagai pemimpin di perusahaannya antara lain:
(*)
Bagikan