Mengenal Apa Itu Authentic Brand

Kamis, 08 Juni 2023 13:14 WIB

Penulis:Pratiwi

Photo by Rafa De: https://www.pexels.com/photo/person-wearing-gray-nike-shoes-345415/
Photo by Rafa De: https://www.pexels.com/photo/person-wearing-gray-nike-shoes-345415/

 

 

 

JAKARTA (sijori.id - Cathrine Jansson-Boyd Ph.D, seorang psikolog konsumen asal London. Ia menulis untuk Psychology Today seperti dikutip pada Kamis, 8 Juni 2023 bahwa keautentikan brand seringkali menjadi komponen kunci dalam strategi pemasaran karena lebih dari 70% konsumen dilaporkan membelanjakan uang mereka lebih banyak untuk Authentic Brand.

Cathrine mendefinisikan keautentikan sebagai sejauh mana konsumen memandang suatu brand sebagai brand yang autentik, transparan, dan konsisten dalam komunikasi dan perilaku mereka.

Hal ini sama berlakunya baik untuk brand besar atau brand kecil yang kurang terkenal. Menjadi brand yang autentik nyatanya menjadi pekerjaan yang lumayan berat karena konsumen kerap bersikap sinis terhadap ketulusan suatu brand. Dalam sebuah penelitian, dilaporkan bahwa sebanyak 80% konsumen sulit untuk mempercayai suatu brand.
 

Nike dan Dukungan Terhadap Keadilan Rasial

Cathrine memberikan panduan yang bisa Anda lakukan untuk meyakinkan konsumen bahwa brand Anda tulus dan autentik. Yaitu dengan konsisten menunjukannya melalui perilaku dalam perusahaan secara keseluruhan.

Cathrine juga mengambil contoh, brand besar Nike. Selama protes Black Lives Matter di seluruh dunia, Nike mengontrak Colin Kaepernick untuk menjadi bintang iklan mereka. Hal ini untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap keadilan rasial.

Iklan tersebut menuai pujian, namun di satu sisi juga turut  diragukan oleh banyak orang. Mereka yang meragukan ini berpendapat bahwa konsistensi Nike masih kurang terlihat dalam praktiknya dimana kurangnya anggota dewan yang berkulit hitam di perusahaan mereka.
 

Penting Bagi Brand untuk Menjadi Autentik

Penelitian dalam bidang ini menunjukkan bahwa menjadi autentik membawa banyak manfaat untuk brand di antaranya adalah:

1. Membangun kepercayaan dan loyalitas.
2. Membentuk keterikatan emosional.
3. Membentuk korelasi dengan  niat beli konsumen.

Konsumen cenderung membeli barang sebagai cerminan diri mereka. Inilah poin kunci mengapa keautentikan brand harus selaras dengan kepribadian mereka. Konsumen ingin memastikan bahwa citra diri mereka tetap terjaga ketika mengonsumsi suatu brand.

 

(*)