Rabu, 02 November 2022 08:18 WIB
Penulis:Pratiwi
Editor:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) - Rudal balistik antar benua yang diluncurkan dari kapal selam atau yang dikenal sebagai submarine-launched ballistic missile (SLBM) adalah salah satu kaki nuklir terpenting sebuah negara. Rusia, Amerika, Inggris, Prancis serta Cina adalah segelintir negara yang memiliki senjata tersebut. Korea Utara disebut telah mengembangkan SLBM tetapi diragukan apakah mereka memiliki kapal selam yang bisa membawanya. Informasi yang beredar Korea Utara menempatkan peluncur di dalam danau. Bukan di kapal selam. Sedangkan India sedang dalam proses pengujian rudal SLBM mereka.
Korea Selatan juga telah memiliki kapal selam yang bisa meluncurkan rudal balistik. Tetapi tidak membawa hulu ledak nuklir. Ini mengingat negara itu memang tidak memiliki senjata pemusnah massal tersebut.
Karena sifatnya yang paling aman dari serangan dan pergerakannya yang sangat rahasia, kapal selam rudal balistik sering disebut sebagai senjata pembalasan. Dia tidak akan digunakan sebagai serangan pertama ketika perang nuklir pecah. Tetapi untuk membalas dendam ketika fasilitas nuklir dan udara sebuah negara telah lumpuh oleh serangan pertama lawan.
Ketika meluncurkan SLBM, kapal selam rudal balistik yang di Amerika disebut sebagai SSBN tersebut akan tetap berada di posisi terendam. Rudal dilepaskan kemudian menembus air, keluar dari permukaan dan kemudian meluncur ke udara.
Mungkin ada sedikit pertanyaan kenapa rudal itu tidak rusak ketika terkena air? Apa komponen eleketroniknya tidak rusak? Atau tidak memunculkan risiko korslet?
Jawabannya adalah bahkan rudal itu tidak basah sama sekali ketika keluar dari dalam air. Dia dalam kondisi yang benar-benar kering. Kok bisa? Menembus air kok tidak basah?
Ini memang mengesankan. The Aviation Greek menulis, ketika sebuah kapal selam meluncurkan SLBM seperti Trident II Amerika atau Bulava Rusia dia memang tidak pernah basah. Sistem ini menggunakan gas terkompresi yang melindungi rudal saat naik ke permukaan. Gelembung ini melindungi rudal dari air laut selama pendakian.
Pada tahap pertama peluncuran, SLBM akan dikeluarkan oleh uap. Ada sedikit bahan bakar roket padat dinyalakan. Air dalam tangka kemudian mendidih yang secara harfiah mendorong rudal keluar dari tabung peluncuran dengan kekuatan yang cukup untuk mendorong rudal menembus hingga permukaan air. Ketika rudal keluar sensor onboard mendeteksi momentum yang hilang oleh gravitasi dan menyalakan motor roket tahap pertama.
Setiap rudal akan diberi tekanan oleh nitrogen secara internal. Ini untuk mencegah intrusi air ke ruang internal mana pun yang dapat merusak rudal atau menambah bobot serta membuat rudal tidak stabil. Ini adalah keajaiban lain dari teknik modern. (*)
Bagikan