chatgpt
Selasa, 28 Februari 2023 21:03 WIB
Penulis:Pratiwi

NEW YORK (sijori.id) - Sejumlah trader dan analis pasar berupaya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan yang sedang viral, ChatGPT untuk mempermudah pekerjaan mereka. Para trader meminta ChatGPT untuk melakukan analisa pasar. Namun hasil yang didapat jauh dari ekspektasi.
Alih-alih memberi informasi dan analisis terkini, ChatGPT disebut para trader memberi informasi yang sudah usang. Karenanya, para trader memerlukan waktu lebih banyak untuk memvalidasi hasil ya lng dirilis oleh ChatGPT dan menghapus informasi yang sekiranya sudah kadaluarsa.
Mengutip Insider Selasa, 28 Februari 2023, ChatGPT diklaim bisa dimanfaatkan oleh perusahaan di pasar keuangan untuk memberikan ikhtisar strategi investasi hingga menyediakan pilihan saham.
Namun, sejumlah firma besar seperti JP Morgan membatasi penggunaan ChatGPT di kalangan pedagang karena khawatir akan bocornya informasi keuangan yang sensitif. Hal serupa juga dilakukan oleh Citigroup dan Goldman Sachs turut memblokir penggunaan ChatGPT sebagai bagian dari pembatasan otomatis pada perangkat lunak pihak ketiga.
Namun saat ini, dibanding kebocoran data, batu sandungan terbesar dari pemanfaatan ChatGPT di market adalah semua hal terkait akurasi.
"Ketika kita berbicara tentang tugas dengan akurasi tinggi, perlu disebutkan bahwa ChatGPT terkadang berhalusinasi dan dapat menghasilkan jawaban yang tampaknya meyakinkan, tetapi sebenarnya salah," kata analis Morgan Stanley.
Meski menawarkan solusi mudah, akurasi ChatGPT tentang analisa pasar secara umum pernah melenceng beberapa kali.
Sebelumnya, seorang pedagang minyak menemukan ada informasi kedaluwarsa dalam prospek pasar minyak mentah yang ditulis oleh ChatGPT dan harus diubah. Selain itu, seorang karyawan bank menemukan bahwa ChatGPT kurang akurat dalam menyusun ikhtisar klien dalam waktu kurang dari pencarian internet. Alhasil, info yang dikumpulkannya kemudian harus diperiksa ulang.
"Pada tahap ini, praktik terbaik adalah bagi pengguna berpendidikan tinggi untuk menemukan kesalahan dan menggunakan aplikasi AI Generatif sebagai tambahan tenaga kerja yang ada daripada sebagai pengganti," tambah Analis itu.
Sekadar informasi, berdasarkan sebuah studi bulan Januari oleh Arizona State University mengatakan bahwa ChatGPT buruk dalam matematika. Adapun skor akurasi aplikasi tersebut dilihat berdasarkan cara ChatGPT mengurai informasi matematis. Hasilnya, kemampuan matematis ChatGPT berada jauh di bawah 60% setelah diberi 1.000 soal cerita matematika untuk dipecahkan.
Terlepas dari potensi kelemahan dengan alat tersebut, Wall Street berharap untuk melihat perubahan dari teknologi AI, yang telah mendukung perdagangan algoritmik.
Saat ini, lebih dari 50% pedagang percaya AI akan menjadi teknologi yang memiliki pengaruh terbesar pada perdagangan masa depan. Survei JPMorgan baru-baru ini mencatatkan oertumbuhan dua kali lipat angka dalam survei yang sama yang dilakukan tahun sebelumnya. (*)
Bagikan
chatgpt
2 bulan yang lalu
Koperasi
5 bulan yang lalu