k-pop
Kamis, 11 Januari 2024 21:14 WIB
Penulis:Pratiwi
(sijori.id) - Harga merchandise K-Pop seringkali bervariasi mulai dari harga wajar hingga harga mahal. Kontroversi baru-baru ini muncul ketika SM Entertainment, perusahaan hiburan terkemuka asal Korea Selatan, menjual kalung RIIZE seharga 80 ribu Won atau setara Rp960 ribu (kurs Rp12).
Netizen secara terbuka mengkritik harga tersebut dengan beberapa di antaranya menyatakan, "Mari kita bicara jujur di sini, jika Anda membeli barang ini, memalukan."
Merchandise yang menjadi perhatian adalah kalung dengan logo bola biliar RIIZE sebagai liontin. Meskipun desainnya sederhana dengan rantai perak tipis, sulit menilai kualitasnya.
Namun, meski sederhana dan kualitasnya tidak jelas, kalung ini dijual dengan harga yang relatif tinggi. Dikutip TrenAsia.com dari Koreaboo alasan di balik bandrol harga yang tinggi ini sepertinya terkait dengan kartu fotografi Wonbin yang disertakan dalam pembelian.
Kartu fotografi tersebut ditampilkan dalam daftar, meski begitu gambarnya dibuat agak kabur untuk mencegah penggemar mencetaknya sendiri.
Kontroversi muncul karena beberapa waktu belakangan ini, banyak pembicaraan mengenai harga kartu fotografi idol K-Pop dan konsumerisme yang menyertainya. Beberapa album memiliki banyak kartu fotografi yang harus dikumpulkan, mendorong penggemar untuk membeli beberapa copy yang tidak perlu.
Meskipun kelihatannya kalung ini hanya disertai dengan kartu fotografi Wonbin, yang mana saat ini sangat diminati, ini mungkin menjadi alasan banyak orang tetap membelinya meskipun dengan harga yang tinggi. Netizen mengekspresikan ketidaksetujuan dan kekesalan mereka terhadap harga kalung ini melalui forum online.
“Jika Anda membeli kalung seharga 60 dolar AS hanya untuk mendapatkan gambar idol yang dapat Anda cetak sendiri, Anda layak tertipu, saya tidak tahu,” tulis netizen dengan akun h***
“Apakah SM bodoh atau apa, 60 dolar AS untuk kalung kualitas Claire's yang akan berubah menjadi hijau seperti…,” tambah netizen lain dengan akun r**
“60 dolar AS untuk logam murah itu adalah perampokan di jalanan. Sebagian besar grup lain menjual sekitar 30 dolar AS dan bahkan itu terlalu mahal karena hanya perhiasan kostum yang tidak tahan lama,” komentar netizen y***ag**.
Kritik tersebut mencerminkan perhatian yang semakin tumbuh terhadap harga merchandise K-Pop dan bagaimana konsep konsumerisme dalam industri ini dapat mempengaruhi penggemar.
Meskipun kesenangan dan dukungan terhadap idol K-Pop sangat besar, harga merchandise yang tinggi kadang-kadang menjadi sumber kontroversi di antara komunitas penggemar.
Ketidaksetujuan netizen mungkin mencerminkan keinginan untuk harga merchandise yang lebih terjangkau dan transparansi dalam menjelaskan nilai yang terkandung dalam pembelian tersebut. (*)
Bagikan