Rabu, 28 Desember 2022 06:53 WIB
Penulis:Pratiwi
BEKASI (sijori.id) – Kecap Oishii, produk Kebumen masuk pasar ekspor, ke Jeddah. Oishii dalam bahasa Jepang bermakna enak, menemukan pasar luas negeri setelah selang 3 tahun mengikuti pelatihan, pendampingan dan business matching yang difasilitasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan pembeli asal Jeddah, Saudi Arabia.
"CV IKAPEKSI Agro Industri memetik hasil yang baik dengan berhasil melakukan ekspor perdana sebanyak satu kontainer (berat isi sekitar 22 ton) atau senilai USD37ribu,” kata Nurjannah, pemilik CV IKAPEKSI Agro Industri.
Berawal dari usaha kecap manis yang didirikan di Kebumen, Jawa Tengah ini merupakan sebagai proyek idealisme. Dengan berbekal pendidikan Ilmu Gizi Masyarakat yang diperoleh semasa kuliah, Nurjannah akhirnya memutuskan untuk memulai usahanya pada tahun 2017.
Untuk menciptakan produk kecap manis yang didambakan, ia menggunakan bahan baku berupa kedelai putih yang diambil dari Yogyakarta dan Bantul sekaligus gula kelapa dari daerah Kebumen.
“Kami memproduksi kecap manis sehat dengan merek Oishii yang menggunakan bahan baku gula kelapa asli, tidak memakai penguat rasa, pewarna makanan, pengawet makanan serta menggunakan bahan material yang fresh seperti jahe, serai, dan lengkuas,” jelas Nurjannah.
Berkat pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh LPEI, kini kecap manis Nurjannah bisa dicicipi oleh kalangan internasional. “Kami berterima kasih kepada LPEI karena telah memberikan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan. Selama satu tahu penuh, kami dibekali pengetahuan tentang ekspor dan diundang mengikuti Trade Expo Indonesia pada tahun 2019,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Gerald Grisanto menyampaikan bahwa pelepasan ekspor ini merupakan manifestasi upaya LPEI untuk mendorong produk lokal Indonesia menjadi mendunia.
“Kami turut bangga atas pelepasan ekspor yang berhasil dilakukan oleh CV IKAPEKSI Agro Industri. Ini merupakan realisasi komitmen kami untuk memajukan ekspor nasional dengan membimbing pelaku usaha menuju pasar global,” kata Gerald.
Kegiatan ekspor perdana ini, lanjut Gerald, diharapkan dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi pelaku usaha lainnya untuk melakukan ekspor.
“Melalui fasilitas dan program unggulan, LPEI terus mendukung pelaku usaha untuk naik kelas dan berdaya saing yang tangguh guna menghadapi situasi perdagangan global yang sangat kompetitif,” ujarnya.
Dalam rangka melahirkan eksportir-eksportir baru yang handal, kompeten, dan mumpuni, LPEI akan menggiatkan program-program Jasa Konsultasi kepada pelaku usaha berorientasi ekspor melalui Desa Devisa, CPNE, maupun Marketing Handholding.
UMKM penghasil kecap manis ini sebelumnya mengikuti program Coaching Program for New Exporter (CPNE) Jakarta angkatan tahun 2019, yang berhasil melakukan ekspor perdana pada Selasa 27 Desember 2022. Ekspor perdananya ke Jeddah sebanyak satu kontainer (berat isi sekitar 22 ton) atau senilai USD37ribu.
Hadir dalam acara pelepasan, Kepala Departemen Jasa Konsultasi LPEI, Nilla Meiditha, disaksikan langsung oleh Kepala Kantor Bea Cukai Cikarang Bagus Nugroho Putro Tamtomo, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi Ida Farida, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Besty Monoarfa dan Tenaga Ahli Free Trade Agreement (FTA) Center Bandung Ponirin. (*)
Bagikan