Performa Timnas Pengaruhi Kesiapan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia

Senin, 05 Desember 2022 20:43 WIB

Penulis:Pratiwi

Editor:Pratiwi

sepak-bola.jpg
ilustrasi | freepik

 

 

JAKARTA (sijori.id) - Indonesia mempunyai peluang untuk bisa mengikuti bidding tuan rumah Piala Dunia.  Demikian keyakinan Menteri BUMN Erick Thohir. Catatan penting untuk menjadi tuang rumah Piala Dunia adalah pembinaan tim nasional.

Pria yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Inter Milan ini mengatakan, dari sisi anggaran tak perlu khawatir. 

Karena dana pasti akan tersedia apalagi Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia pada 2045.

"Kesiapan ada dan dana juga ada. Bukan pemborosan, tapi dana ada. Beberapa waktu yang lalu Presiden Joko Widodo mengajukan Ibu Kota Negara (IKN) bidding tuan rumah Olimpiade 2036. Kita akan mempunyai ibu kota baru, fasilitas yang semakin bagus. Ekonomi kita masuk empat besar pada 2045. Jadi uangnya ada kok sebenarnya, asal jangan dikorupsi. Jadi apabila tahun 2040 Indonesia ikut bidding Piala Dunia bukan hal yang mustahil," katanya pada Sabtu, 3 Desember 2022.

Ia juga menekankan meski dari segi infrastruktur dan dana siap, namun jika prestasi tim nasional (Timnas) masih jauh, maka akan sangat sulit bagi Indonesia untuk maju dan memenangi bidding tuan rumah.

"Paling penting sekarang adalah timnasnya. Kami juga tidak mau menjadi tuan rumah tapi kalah sampai 0-7 di pertandingan pertama," lanjutnya.

Erick juga melihat negara Asia lainnya yaitu Jepang dan Korea Selatan yang kini menjadi tim sepak bola dari Asia yang bisa merusak dominasi Eropa dan Amerika Selatan.

Jepang dan Korea Selatan pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 2002 silam dan saat ini mampu menembus babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Qatar.

Hasil itu, menurut Erick didapat karena pembinaan yang dilakukan secara terus menerus dan membutuhkan waktu 20-30 tahun.

Lain halnya dengan di Indonesia, menurut Erick, para pemain muda kurang diberi kesempatan berkompetisi di klub karena kalah saing dengan pemain naturalisasi.

"Saya bukan tidak suka naturalisasi. Tapi jika satu klub pemain naturalisasinya banyak, kita harus saling jaga, kita harus duduk bersama klub, bagaimana menerapkan strategi menempatkan pemain muda, pemain asing, dan naturalisai," sambungnya.

"Dengan ratusan pemain sepak bola lalu bermain di kompetisi, berlatih setelah kompetisi, diberi kesempatan bermain di klub. Ini yang harus kita lakukan. Bagaimana kita mau punya timnas yang bagus, fasilitas lapangan latihan belum maksimal. Kompetisi untuk pemain muda tidak maksimal dan kebanyakan pemain naturalisasi," imbuhnya.

Sebagai informasi, setelah Piala Dunia Qatar 2022, Piala Dunia tahun 2026 akan berlanjut ke tiga negara di Benua Amerika yaitu, Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Sementara tuan rumah edisi 2030 baru akan diumumkan pada 2024. (*)