TNI
Kamis, 24 Juli 2025 13:11 WIB
Penulis:Pratiwi
Editor:Pratiwi

JAKARTA (sijori.id) - Di hadapan Presiden Prabowo Subianto, 2.000 perwira remaja mengucap sumpah untuk bangsa, dan memulai perjalanan panjang sebagai pengawal republik.
Matahari belum sepenuhnya meninggi saat barisan seragam hijau, biru, putih, dan coklat tersusun rapi di halaman Istana Merdeka, Rabu pagi, 23 Juli 2025. Angin tipis Jakarta menari pelan di sela deretan formasi militer, seolah turut menyambut satu momentum yang hanya datang sekali dalam hidup: pelantikan perwira remaja Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Sebanyak 2.000 perwira muda—lulusan Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Kepolisian—resmi menyandang pangkat Letnan Dua dan Inspektur Polisi Dua, usai mengikuti Upacara Prasetya Perwira (Praspa) 2025 yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Di tengah upacara yang berlangsung khidmat dan tertib militer, Prabowo berdiri sebagai Inspektur Upacara, memberi aba-aba, dan membacakan sumpah yang didiktekan untuk diikuti para perwira muda.
"Bahwa saya akan memenuhi kewajiban perwira dengan sebaik-baiknya terhadap bangsa Indonesia..."—suara sang presiden menggema, diikuti 2.000 suara tegas menirukan.
Mereka datang dari berbagai penjuru negeri, membawa cerita panjang perjuangan, luka lecet latihan, dan malam-malam panjang penuh hafalan strategi dan kode etik. Tapi pagi itu, semua tertukar dengan satu simbol baru di pundak: pangkat perwira.
“Saudara Harapan Seluruh Rakyat”
Dalam amanatnya, Presiden Prabowo tak sekadar menyampaikan selamat. Ia menyisipkan pesan tajam: bahwa status perwira bukan akhir, melainkan awal dari pengabdian yang lebih besar. “Saudara harapan seluruh rakyat,” ujar Prabowo. “Berbaktilah dengan sebaik-baiknya.”
Prabowo pun menyematkan langsung tanda pangkat kepada delapan perwira remaja penerima Adhi Makayasa—penghargaan untuk lulusan terbaik dari tiap matra. Di antaranya
Secara lengkap penghargaan Bintang Adhi Makayasa diberikan pada para lulusan terbaik tiap matra:
Dari Akmil, Letda Arh Alim Bimo Pratowo (TK IV) dan Letda Inf Muh. Afridzal Muchlis (TK III)
Dari AAL, Letda (P) Menenda Putra Duta (TK IV) dan Letda (T) Aryya Handaru (TK III)
Dari AAU, Letda Pnb Evan Bastih Reswara (TK IV) dan Letda Lek Axel Fahreza Adiatma (TK III)
Dari Akpol, Aipda Muh. Malik Aditya K (TK IV) dan Aipda Fathan Putra Rifito (TK III).
Tangis Haru di Balik Seragam
Di luar parade dan protokol, pelantikan ini menyimpan kisah personal yang tak kalah menyentuh. Salah satunya datang dari Ipda Muhammad Malik Aditya Kurniawan, putra Jember, yang mengaku nyaris tak percaya telah resmi menjadi perwira polisi.
“Tentunya saya sangat bersyukur dan bahagia sekali,” ujar Aditya. “Perjuangan selama 4 tahun akhirnya selesai. Tapi ini juga awal yang baru.”
Aditya tak lupa menyebut peran keluarga dan teman sebagai fondasi utama keberhasilannya. “Saya akan memberikan yang terbaik kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” tambahnya.
Sementara Letda Teknik Abdurrofi, lulusan Akademi Angkatan Udara asal Cilacap, mengaku pengalaman paling membekas adalah saat berjabat tangan langsung dengan Presiden Prabowo. "Seperti mimpi," ucapnya. “Saya merasa mendapatkan kehormatan tersendiri.”
Kedua orangtuanya, yang hadir menyaksikan upacara, tak kuasa menahan haru. Sang ayah berucap lirih, “Semoga amanah. Semoga ia menepati sumpahnya.”
Abdurrofi bercerita, ia tak sejak awal membidik matra udara. Tapi perlahan, dunia penerbangan militer memikatnya. “Setelah ini saya akan melanjutkan ke sekolah penerbang PTTA. Tujuan saya adalah menunjukkan yang terbaik, naik pangkat pada waktunya. Sisanya biar Tuhan yang atur,” katanya, sambil tersenyum.
Negara Menanti
Di atas panggung istana, pelantikan mungkin hanya berlangsung satu jam. Tapi di pundak para perwira muda itu, telah digantungkan beban bertahun-tahun: menjaga kedaulatan, menegakkan hukum, melindungi rakyat.
Di antara para tamu yang hadir—Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Ketua DPR Puan Maharani, para menteri, dan jajaran Panglima TNI dan Kapolri—momen ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah tonggak, sekaligus penyuntik harapan bahwa generasi pengawal negeri akan terus hadir, disiplin, dan berbakti.
Bagi Aditya, Abdurrofi, dan 1.998 rekan lainnya, langkah dari halaman Istana menuju masa depan telah dimulai. Dan seperti yang dikatakan Prabowo, “Rakyat, negara, dan bangsa menanti dharma baktimu.” (*)
Bagikan