Swiss
Kamis, 16 Oktober 2025 10:28 WIB
Penulis:Pratiwi

(sijori.id) - Di jantung Eropa yang bergunung itu, Swiss berdiri anggun. Negeri yang mempertemukan puncak-puncak bersalju dengan danau yang berkilau, tempat setiap sudut seolah tak terjamah waktu. Rel-rel kereta menembus lembah dan tebing Alpen—karya teknik yang sejak abad ke-19 menghubungkan desa-desa terpencil dan kini disebut sebagai salah satu perjalanan kereta paling indah di dunia.
Di antara lereng, desa-desa Alpen tersembunyi bagai dongeng. Rumah-rumah kayu berjejer di padang rumput hijau, berlatar langit biru dan puncak putih yang menjulang. Di Zurich, kota terbesar negeri itu, masa lalu dan masa depan bertemu. Sungai Limmat mengalir melewati gereja-gereja abad pertengahan dan gedung-gedung kaca pusat keuangan modern—gambaran harmoni antara warisan dan kemajuan.
Ketika musim dingin datang, Alpen berubah rupa. Cahaya matahari yang jernih memantul di atas gletser, menciptakan negeri salju yang memanggil para pendaki, pemain ski, dan para pemimpi. Ke selatan, Danau Lugano berkilau lembut. Garis pantainya dihiasi pohon palem dan udara hangat yang membawa sentuhan Mediterania ke jantung Eropa.
Di tengah negeri, Bern menampakkan pesonanya. Kota tua yang masuk daftar Warisan Dunia UNESCO itu dilingkari Sungai Aare, menawarkan lanskap kota yang tak ada duanya di benua ini. Saat musim panas tiba, warna hijau membalut Alpen. Padang berbunga liar dan denting lembut lonceng sapi mengisi udara.
Swiss adalah negeri kontras yang berpadu dalam keindahan. Alamnya mengundang petualangan, budayanya menjaga tradisi, semangatnya membuka ruang bagi penemuan. Entah mencari adrenalin di lereng bersalju, ketenangan di tepi danau, atau pesona kota tua, Swiss menawarkan perjalanan yang tak sekadar pemandangan.
Ia adalah lukisan hidup—karya alam dan manusia yang terus bergerak, menunggu untuk dijelajahi. (*)
Bagikan