Pertanian
Sabtu, 13 Januari 2024 08:27 WIB
Penulis:Pratiwi
Editor:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) — Media Inggris The Guardian menyoroti citra baru yang ditempelkan pada calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ulasan mengenai perubahan citra yang kontras itu termuat dalam artikel berjudul "Dari pemimpin militer menjadi kakek gemoy:citra baru capres Indonesia Prabowo.”
Artikel yang dimuat pada Selasa 9 Januari 2024 itu menuliskan Prabowo merupakan eks jenderal yang dipecat karena dituduh terlibat dalam penculikan dan penyiksaan pada akhir 1990-an.
“Namun, kali ini, Prabowo Subianto, kandidat terdepan di pemilu mendatang, menampilkan citra yang sangat berbeda: kakek lucu dengan gerakan joget kaku dan lebih lembut,” tulis The Guardian pada paragraph pertama.
The Guardian mengulas goyangan pinggul dan lambaian tangan yang kini acap dilakukan Prabowo saat kampanye. Aksi itu terekam dalam video dan viral di media sosial TikTok. The Guardian menyoroti pengguna TikTok yang kemudian menjuluki dia "gemoy", plesetan dari lucu dan menggemaskan.
Di Instagram, Prabowo juga memperlihatkan kedekatan dia dengan kucing dan berpose dengan simbol cinta. Para pendukung Menteri Pertahanan itu juga mengenakan hoodie dengan gambar pasangan calon itu versi kartun yang tampak manis.
Media Inggris ini melihat aksi-aksi semacam itu merupakan perubahan yang cukup besar bagi Prabowo, eks menantu mendiang diktator Soeharto. Hal ini lantaran Prabowo diketahui memiliki masa lalu yang kontroversial.
Beberapa di antaranya yakni dituduh terlibat dalam penculikan dan penyiksaan terhadap aktivis pada akhir 1990-an serta pelanggaran HAM di Papua dan Timor Leste. Prabowo membantah semua tuduhan tersebut. Prabowo sendiri sempat dilarang bepergian ke Amerika Serikat. Kebijakan ini baru dicabut usai Prabowo menjadi Menteri Pertahanan pada 2019.
Senior Fellow, Program Indonesia di S. Rajaratnam School of International Studies Singapura Alexander Arifianto menilai tim kampanye Prabowo berusaha menggambarkan eks jenderal itu sebagai "seorang kakek yang tak berbahaya."
“Terutama (untuk) generasi muda yang tak punya banyak pengetahuan tentang apa yang diduga dilakukan Prabowo di masa lalu,” ujar Alexander.
Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada Mada Sukmajati mengatakan generasi muda lebih mungkin menjadi swing voter dibandingkan generasi tua yang pola pikirnya dapat diubah.
Mada menemukan bahwa pemilih muda kurang peduli terhadap isu-isu seperti demokrasi atau pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu. “Generasi muda punya isunya sendiri, pengangguran dan lapangan kerja,” ujarnya. (*)
Bagikan
Pertanian
2 bulan yang lalu