BRASILIA (sijori.id) - Otoritas federal di Brasil pada Senin 19 Juni menyita lebih dari 28.700 kilogram sirip hiu. Diperkirakan sirip itu dikumpulkan dari 10.000 ekor hiu. Menurut Ibama, agen federal di bawah Kementerian Lingkungan Brasil penangkapan terbaru ini diperkirakan menjadi penyitaan sirip hiu ilegal terbesar di dunia.

Sirip hiu adalah praktik memotong sirip hiu hidup dan biasanya, membuang sisa hiu kembali ke laut. Sirip ini dijual sebagian besar ke negara-negara Asia, di mana mereka digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok atau disajikan sebagai sup sirip hiu.

Harganya bisa mencapai US$591 atau sekitar Rp8,8 juta per kilogram di pasar (kurs Rp15,000). Meskipun penangkapan ikan hiu saat ini dilarang di seluruh Brasil, beberapa nelayan masih menangkap predator puncak ini secara ilegal di daerah tertentu, kata pejabat Ibama. "Praktik ini sudah berulang di Brasil," kata Jair Schmitt, Direktur Ibama kepada Reuters.

Dia mengatakan beberapa tahun lalu pihaknya menemukan sekitar 8 hingga 9 ton hiu yang ditangkap di negara bagian Para. Juga dengan metode pemotongan sirip yang berarti bahwa sisa hiu tersebut dibuang kembali ke laut.

Menurut perkiraan pejabat Ibama sekitar 10.000 hiu kemungkinan dibunuh untuk mengumpulkan sirip yang disita dalam penggerebekan terbaru. Mereka terutama hiu biru (Prionace glauca) dan mako sirip pendek (Isurus oxyrinchus). Hiu mako sirip pendek dianggap terancam punah.

Lebih dari 95% sirip disita dari satu perusahaan pengekspor yang tidak disebutkan namanya yang berlokasi di Santa Catarina, di sepanjang pantai selatan Brasil. Sementara sisanya disita dari perusahaan lain yang tidak disebutkan namanya yang beroperasi di Bandara Internasional São Paulo-Guarulhos.

"Ibama telah memantau perdagangan dan ekspor sirip hiu dan kami telah mengidentifikasi volumenya, sejumlah besar sirip ini dipasarkan, terutama ke Asia, yang merupakan pasar konsumen utama," kata Schmitt.

Menurut beberapa perkiraan, sekitar 73 juta hiu dibunuh di seluruh dunia untuk diambil siripnya setiap tahun. (*)