20 Ungkapan Populer yang Berakar dari Abad Pertengaha
Rabu, 17 September 2025 10:21 WIB
ilustrasi | freepik
(sijori.id) - Banyak ungkapan yang kerap kita ucapkan sehari-hari ternyata memiliki sejarah panjang, bahkan hingga ke Abad Pertengahan. Dari hukum Inggris, karya sastra Chaucer, hingga catatan sejarah Irlandia, sejumlah frasa memperlihatkan bagaimana kehidupan dan budaya pada masa itu membentuk bahasa yang masih kita gunakan sekarang.
Berikut 20 ungkapan yang lahir di Abad Pertengahan dan masih lestari hingga kini:
- The apple of one’s eye
Pada Inggris awal, pupil mata disebut apple karena dianggap berbentuk bulat seperti apel. Karena pentingnya mata, istilah ini dipakai untuk menggambarkan sesuatu atau seseorang yang sangat dicintai. - Baker’s dozen
Lahir dari aturan roti pada 1262, di mana tukang roti diwajibkan menjual roti dengan berat standar. Untuk menghindari sanksi, mereka memberi bonus roti ke-13 dalam setiap lusin. - To curry favour
Berasal dari bahasa Prancis Kuno estriller fauvel yang berarti merawat kuda cokelat. Dalam karya sastra Le Roman de Fauvel, kuda ini melambangkan kemunafikan. Ungkapan tersebut kemudian bermakna “mengambil hati dengan sanjungan.” - To play devil’s advocate
Terjemahan dari Latin advocatus diaboli. Merujuk pada pejabat Gereja Katolik yang ditugaskan mengemukakan hal-hal negatif ketika menilai kelayakan seseorang menjadi santo. - To throw down the gauntlet
Gauntlet adalah sarung tangan baja ksatria. Melemparkannya ke tanah menjadi simbol tantangan duel. - By hook or by crook
Berasal dari aturan pengambilan kayu bakar di abad ke-14. Rakyat hanya boleh mengambil ranting kering yang bisa dipotong dengan sabit (hook) atau tongkat penggembala (crook). - Hue and cry
Di Inggris abad ke-12, masyarakat wajib meneriakkan peringatan (hue berarti “teriak”) bila melihat kejahatan, agar orang lain ikut mengejar pelaku. - A nest egg
Petani abad ke-14 meninggalkan satu butir telur di sarang agar ayam tetap bertelur di tempat yang sama. Makna ini bergeser pada abad ke-17 menjadi “tabungan untuk masa depan.” - A red-letter day
Hari raya atau hari suci ditulis dengan tinta merah dalam kalender gereja abad ke-15. - To sink or swim
Terhubung dengan praktik uji coba di air: seseorang dilempar ke sungai, bila tenggelam dianggap tak bersalah, bila mengapung justru dinilai bersalah. - No Man’s Land
Sudah muncul di Inggris abad ke-11, bahkan tercatat dalam Domesday Book. Di London abad ke-14, istilah ini merujuk pada area eksekusi di luar tembok kota. - All that glitters is not gold
Sudah ada sejak abad ke-12, mengingatkan bahwa tidak semua yang berkilau adalah emas. Geoffrey Chaucer juga memakai ungkapan ini pada abad ke-14. - Stark raving mad
Kata stark berarti “sangat” atau “total” dalam bahasa Inggris Kuno. Ungkapan ini dipakai sejak abad ke-14 untuk menggambarkan orang yang benar-benar kehilangan akal. - More Irish than the Irish themselves
Dipakai untuk menggambarkan para bangsawan Norman yang begitu lekat dengan budaya Irlandia hingga melampaui penduduk asli. - Blood is thicker than water
Ungkapan ini muncul di abad ke-13, menekankan ikatan darah lebih kuat daripada ikatan lain, termasuk agama. - Let sleeping dogs lie
Chaucer menulis, “Tak baik membangunkan anjing yang tidur.” Maknanya: jangan menimbulkan masalah bila keadaan sedang tenang. - Bed of roses
Diambil dari karya populer Le Roman de la Rose, yang menggambarkan taman penuh mawar sebagai lambang cinta dan kehidupan yang indah. - Tom, Dick and Harry
Dipakai untuk merujuk orang kebanyakan. Akar ungkapan serupa sudah ada dalam bahasa Latin dan menyebar ke berbagai bahasa Eropa. - One bad apple spoils the whole barrel
Satu apel busuk bisa merusak apel lain dalam keranjang. Chaucer menyinggungnya dalam The Cook’s Tale, untuk menggambarkan pengaruh buruk seorang teman. - In my mind’s eye
Frasa ini muncul sejak abad ke-12, merujuk pada bayangan atau imajinasi dalam pikiran. Chaucer juga menggunakannya dalam salah satu karyanya.
Dua puluh ungkapan ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Abad Pertengahan dalam bahasa kita. Dari hukum hingga sastra, dari simbol keagamaan hingga kehidupan rakyat jelata, jejak pemikiran masa itu masih terdengar dalam percakapan sehari-hari. (*)
RELATED NEWS
