3 Strategi Industri Perbankan untuk Mengantisipasi Risiko Inflasi Pangan Akibat El Nino

Pratiwi - Senin, 27 November 2023 20:58 WIB
Ilustrasi dampak El Nino.

JAKARTA – Menurut hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri perbankan menyiapkan tiga strategi untuk mengantisipasi risiko inflasi pangan akibat El Nino. Untuk diketahui, risiko kenaikan inflasi pangan saat ini menjadi perhatian serius, terutama dengan faktor cuaca yang tidak menentu, seperti dampak El Nino, yang dapat berdampak signifikan pada sektor kredit.

Di Indonesia, harga beras, khususnya beras medium dan beras premium, mengalami peningkatan signifikan. Per 31 Oktober 2023, tercatat kenaikan harga sebesar 18,59% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dan 19,21% yoy, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencatat kenaikan masing-masing 3,27% yoy dan 3,16% yoy pada periode yang sama di tahun 2022.

Meskipun risiko inflasi pangan teridentifikasi, hasil survei menunjukkan bahwa dampaknya pada pertumbuhan kredit dan kinerja debitur diperkirakan tidak signifikan. Untuk menghadapi risiko ini, bank mengadopsi strategi pencegahan yang mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

  • Fokus pada Akuisisi Nasabah Baru: Bank meningkatkan fokusnya pada akuisisi nasabah baru yang dapat memberikan pendapatan secara berkesinambungan. Dalam upaya ini, penerapan kebijakan manajemen risiko yang prudent menjadi prioritas.
  • Edukasi Pelaku Usaha Sektor Pertanian: Bank berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada pelaku usaha di sektor pertanian. Hal ini bertujuan agar mereka dapat menghindari risiko inflasi pangan dan tetap menjaga keberlanjutan usaha mereka.
  • Pemantauan dan Analisis Berkala: Bank melakukan pemantauan secara berkala terhadap harga produksi debitur. Selain itu, analisis sensitivitas dan stress test terhadap penambahan modal kerja dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggapi perubahan kondisi ekonomi.

Upaya-upaya ini menjadi bagian dari strategi bank dalam mengelola dan mitigasi risiko inflasi pangan. Dengan demikian, bank berupaya menjaga stabilitas kredit dan kinerja debitur di tengah tantangan inflasi pangan yang tengah berlangsung.

Perbankan Optimis dengan Antisipasi Risiko Kredit Kuartal IV-2023

Secara garis besar, laporan kinerja SBPO pada kuartal IV-2023 mencerminkan optimisme yang tetap terjaga di sektor perbankan.

Meskipun Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) mengalami penurunan dari 67 pada kuartal sebelumnya menjadi 62, namun angkanya masih berada dalam zona optimis.

OJK mencatat bahwa optimisme ini dipicu oleh harapan akan peningkatan intermediasi dan keyakinan bahwa bank memiliki kapasitas yang memadai untuk mengelola risiko di tengah tantangan kondisi makroekonomi global yang tidak begitu kondusif.

Pelaksanaan SBPO pada kuartal IV-2023 melibatkan partisipasi 95 bank, yang mencakup sekitar 94,87% dari total 105 bank umum.

Mayoritas responden meyakini bahwa pada kuartal IV-2023, risiko perbankan tetap terjaga dan terkendali. Hal ini tercermin dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 58, yang berada dalam zona optimis, mengalami peningkatan dari angka 55 pada kuartal sebelumnya.

Dengan keyakinan akan kualitas kredit yang terjaga baik, yang didukung oleh kebijakan restrukturisasi dan hapus buku guna mengendalikan peningkatan nonperforming loan (NPL) atau nonperforming financing, para responden memproyeksikan penurunan risiko kredit pada kuartal IV-2023, menurun dari 2,43% pada bulan September 2023.

Meski begitu, potensi peningkatan NPL masih ada, terutama dari sektor kredit restrukturisasi Kolom 1 dan Kolom 2 seiring dengan penerapan kebijakan restrukturisasi yang diarahkan setelah kuartal I-2023. (*)

Tags El NinoBagikan

RELATED NEWS