4.500 Tahun Terkubur, Patung Dewi Kanaan Ditemukan
PALESTINA (sijori.id) - Sebuah patung batu dewi kecantikan, cinta, dan perang dalam peradaban Kanaan, Anat telah ditemukan oleh seorang petani di Jalur Gaza, Palestina.
Saat itu sang petani sedang mengerjakan ladangnya yang terletak di Khan Younis, bagian selatan Jalur Gaza.
Menurut arkeolog Palestina, patung kepala dewi Anat dari Kanaan berusia sekitar 4.500 tahun lalu pada akhir zaman perunggu.
Kanaan merupakan istilah kuno yang menggambarkan wilayah Israel, Palestina, Lebanon, sebagian Yordania, Suriah, dan sebagian kecil Mesir.
Patung setinggi 22cm itu menunjukkan wajah seorang dewi yang mengenakan mahkota ular.
Beberapa warga Gaza langsung berusaha menghubungkan penemuan sang dewi dengan peperangan di Jalur Gaza. Selama bertahun-tahun, telah terjadi konflik antara Israel dan kelompok militan di Gaza pimpinan Hamas.
Penemuan patung ini sekaligus mengingatkan bahwa jalur itu merupakan bagian dari jalur perdagangan penting bagi peradaban kuno. Ini juga menemukan bahwa jalur itu merupakan pemukiman bagi orang-orang Kanaan.
Nidal Abu Eid, petani yang menemukan patung itu mengaku tidak sengaja menemukannya saat sedang berladang.
“Kami akhirnya sadar bahwa patung itu berharga, tetapi kami tidak tahu bahwa itu memiliki nilai arkeologi yang tinggi,” katanya pada BBC.
Patung dewi Anat sekarang dipajang di Qasr al-Basha, sebuah bangunan bersejarah yang dijadikan sebagai museum.
Perwakilan Kementerian Pariwisata dan Purbakala yang dikelola Hamas, Jamal Abu Rida mengatakan bahwa penemuan ini sekaligus menegaskan poin politik.
“Penemuan semacam ini adalah bukti bahwa Palestina memiliki peradaban dan sejarah, dan tidak ada yang bisa menyangkal atau memalsukan sejarah ini,” katanya saat acara pembukaan artefak pada hari Selasa, 26 April 2022.
Di Gaza, tidak semua temuan arkeologis dirawat dan diapresiasi dengan baik.
Hamas sebelumnya dituduh menghancurkan sebagian besar sisa-sisa kota Kanaan yang dibentengi, Tell al-Sakan. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi perumahan dan pangkalan militer di selatan Kota Gaza.
Tahun ini, Hamas membuka kembali sisa-sisa gereja Byzantine abad ke-5. Pembukaan ini menyusul bantuan asing untuk membiayai proyek restorasi selama bertahun-tahun.
Situs kuno semacam itu memiliki potensi menjadi daya tarik bagi pengunjung bagi daerah yang industri pariwisatanya hampir tidak berjalan. (*)