7 Tren Keberlanjutan 2023 – Membentuk Agenda Bisnis Global
(sijori.id) — Ada sejumlah elemen yang mendukung tren keberlanjutan bisnis, mulai peraturan pemerintah, insentif, standar investor, sentimen pelanggan hingga pandangan pekerja dan masyarakat. Firma konsultan ESG global, AccountAbility, belum lama ini merilis Laporan 7 Tren Keberlanjutan 2023 – Membentuk Agenda Bisnis Global.
Laporan tersebut merujuk penelitian ekstensif perusahaan dan pengalaman konsultasi selama 30 tahun untuk menunjukkan tujuh tren keberlanjutan yang saat ini memengaruhi lanskap bisnis.
Berikut ulasannya seperti dilansir dari Green Network Asia, Jumat 28 Juli 2023.
Rantai Nilai Berkelanjutan
Perusahaan Perlu mengambil pendekatan komprehensif yang menggabungkan prinsip-prinsip ESG untuk mencapai rantai pasok yang lebih berkelanjutan. Hal ini dapat membantu membangun ketahanan dan kelayakan ekonomi dalam jangka panjang.
Pengadaan yang berkelanjutan penting dalam mendorong perkembangan dalam mencapai tujuan ESG organisasi. Hal itu dengan mengurangi risiko sistemik dan memungkinkan visibilitas yang lebih besar atas input operasional holistik.
Ini termasuk Cakupan 3 emisi Gas Rumah Kaca (GRK), asal sumber bahan, dan praktik hak asasi manusia pemasok. Untuk mencapai hal tersebut, audit pemasok, kode etik, dan pemetaan rantai nilai sangat penting bagi bisnis untuk meningkatkan level keberlanjutan perusahaan.
Aset Berbasis Alam
Kini aset berbasis alam semakin dipertimbangkan dalam mendorong penilaian perusahaan dalam ESG. Bahan mentah untuk produk perusahaan dan layanan ekosistem yang berdampak pada operasi bisnis menjadi kini lebih penting dibanding sebelumnya.
Perusahaan perlu memahami efek, ketergantungan, dan geografi mana yang penting untuk ditangani, inventarisasi yang berfokus pada alam dan analisis materialitas adalah langkah pertama yang penting. Selain itu, investor dan pemangku kepentingan lain kini semakin menekankan pentingnya laporan non-keuangan dan penetapan target eksternal di sekitar alam.
Geopolitik
Geopolitik menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan saat mengevaluasi kerangka ESG. Bisnis perlu berhati-hati dalam mempertimbangkan berbagai faktor risiko dan ketidakpastian dan menggunakannya untuk menginformasikan proses pengambilan keputusan.
Dengan begitu, bisnis dapat menentukan pilihan merujuk informasi yang membantu menavigasi lanskap politik dan ekonomi global yang kompleks.
Emisi Nol Bersih
Perubahan iklim menjadi salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini. Dampaknya sangat luas dan kompleks, memengaruhi segala aspek kehidupan, mulai dari lingkungan hingga ekonomi.
Perubahan iklim menghadirkan tantangan yang signifikan untuk bisnis. Mereka yang tak mampu bertindak akan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi keuntungan mereka. Sebaliknya, perusahaan yang dapat membuktikan dirinya transparan dan berkomitmen terhadap dekarbonisasi akan berpeluang memimpin perubahan positif.
Keuntungan dan Aktivisme Pemangku Kepentingan
Konsumen, pekerja, dan investor semakin ingin tahu dampak sosial dan lingkungan dari sebuah bisnis. Oleh karena itu, semakin penting bagi perusahaan untuk mengambil tindakan terhadap isu-isu seperti perubahan iklim, hak-hak pekerja, dan ketidaksetaraan.
Di sisi lain, menyeimbangkan kebutuhan pemegang saham dengan kebutuhan lain merupakan tantangan. Bisnis harus menemukan cara untuk menangani isu-isu ESG seraya menunjukkan empati dan daya tanggap terhadap pelanggan yang beragam.
Direksi yang Fokus pada Masa Depan
Dewan direksi memainkan peran penting dalam mengatur budaya organisasi serta membuat model nilai-nilai perusahaan dan praktik bisnis. Setiap direktur adalah “penghubung” penting antara nilai-nilai inti perusahaan dan kinerja bisnis utama.
Membangun dewan yang beragam dan berkomitmen dengan pengalaman di berbagai industri dan fungsi bisnis sangat penting. Dengan dewan kepemimpinan yang kuat, organisasi dapat mengatasi badai apa pun saat krisis muncul.
Pengungkapan dan Pelaporan ESG
Perusahaan harus mulai melaporkan dan mengungkapkan masalah ESG mereka seiring perkembangan lanskap bisnis. Hal ini karena syarat wajib semakin ketat di beberapa pasar terbesar dunia. Bisnis yang membutuhkan lebih banyak persiapan untuk tantangan pengungkapan yang baru dan ketat ini mungkin memerlukan bantuan untuk mematuhinya.
Di sisi lain, perusahaan yang memiliki strategi keberlanjutan formal, kerangka kerja tata kelola yang jelas, dan mekanisme manajemen data ESG yang mapan, akan lebih “aman” saat menghadapi tantangan tersebut. (*)