70 Persen Penduduk Gaza adalah Anak Muda

Pratiwi - Jumat, 19 April 2024 06:16 WIB
Toko roti di Gaza hancur akibat serangan Israel.

(sijori.id) - PBB mengungkap bahwa 70% dari penduduk Gaza adalah kaum muda di bawah usia 30 tahun. Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian, Rosemary DiCarlo, mengungkapkan bahwa hampir semua pemuda Gaza menderita tingkat trauma, kekerasan, penyakit, dan kerawanan pangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekolah-sekolah di seluruh Jalur Gaza telah ditutup, mengakibatkan lebih dari 625 ribu siswa terdampak langsung.

"Semua sekolah di seluruh Jalur Gaza ditutup, sehingga berdampak terhadap lebih dari 625 ribu siswa," terang DiCarlo Kamis, 18 April 2024.

Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Palestina (PCBS), pada pertengahan tahun 2023, populasi warga Palestina mencapai 14,5 juta orang.

Temuan utama dari PCBS adalah bahwa lebih dari sepertiga dari total penduduk Palestina, atau sekitar 37%, berusia kurang dari 15 tahun.

Lebih lanjut, sekitar 35% dari populasi anak dan remaja ini tinggal di Tepi Barat, sementara 40% sisanya berada di Jalur Gaza.

Sementara itu, persentase penduduk lanjut usia, yang berusia 65 tahun ke atas, hanya mencapai sekitar 4% dari total populasi Palestina. Dari jumlah tersebut, sekitar 4% lansia tinggal di Tepi Barat, dan 3% di Jalur Gaza.

Data ini menunjukkan profil demografis yang menarik dari masyarakat Palestina, dengan jumlah anak dan remaja yang signifikan menandakan tantangan dan peluang unik dalam pembangunan sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.

Di sisi lain, jumlah lansia yang relatif kecil menunjukkan perlunya perhatian khusus terhadap kesejahteraan dan perawatan mereka dalam komunitas Palestina.

Rentan Direkrut Kelompok Bersenjata

Di tengah keputusasaan ekonomi dan pendidikan, kaum muda Gaza lebih rentan untuk direkrut oleh kelompok bersenjata ketika mereka tidak memiliki peluang memperoleh mata pencaharian yang layak.

Di tengah tantangan ini, DiCarlo menekankan pentingnya keterlibatan kaum muda dalam pengambilan keputusan.

"Kaum muda lebih mungkin direkrut oleh kelompok bersenjata ketika mereka tidak memiliki peluang memperoleh mata pencaharian. Selain itu, perkiraan juga menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen kematian akibat konflik langsung terjadi di kalangan laki-laki dewasa muda," tambah DiCarlo.

Mereka tidak hanya merasakan dampak langsung perubahan politik dan konflik, tetapi juga memiliki potensi untuk mendorong perdamaian di seluruh dunia.

Populasi muda di Jalur Gaza dan sekitarnya membutuhkan dukungan dan peluang.

Keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan sangat penting untuk mengatasi tantangan regional dan global.

Dengan kesulitan yang dihadapi oleh warga Gaza, panggilan untuk tindakan segera diperlukan.

Solidaritas global dan solusi praktis menjadi kunci dalam membawa harapan bagi generasi muda yang terpinggirkan ini. (*)

Tags GazaBagikan

RELATED NEWS