Aplikasi Integrasi dan Daur Ulang Sampah
BANDUNG (sijori.id) - Tim yang terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan ide inovatif yang mengintegrasikan ekosistem sampah dan daur ulang di Kota Bandung. Ide ini muncul sebagai solusi atas masalah serius yang dihadapi oleh Kota Bandung, yaitu kekurangan tempat pembuangan sementara (TPS) yang kini sudah penuh hingga berisiko menjadi krisis sampah kedepan.
Dilansir dari itb.ac.id, Kamis,12 Oktober 2023, Inspirasi tiga mahasiswa ini datang dari potensi digitalisasi yang ada, seperti perubahan ojek pangkalan menjadi layanan ojek daring yang praktis dan efisien. Tim mahasiswa ini dengan kreatifitasnya, memutuskan untuk mengadopsi konsep serupa dengan menjadikan para pemulung sebagai agen dalam sistem mereka. Ide ini mengintegrasikan empat pihak yang dalam manajemen sampah: pemerintah, masyarakat, pemulung, dan pihak pendaur ulang.
Integrasi dari keempat pihak ini diwujudkan dalam bentuk satu sistem aplikasi yang dirancang dengan untuk memudahkan seluruh proses. Konsep dasar dari aplikasi ini adalah memungkinkan masyarakat untuk mendaur ulang sampah mereka kapan saja dan di mana saja. Agar lebih menarik, tim mahasiswa memasukkan elemen penghargaan berupa poin yang bisa dikumpulkan oleh para pengguna aplikasi.
Lebih dari itu, aplikasi ini fokus pada memberdayakan pemulung yang beroperasi di wilayah tersebut, sehingga mereka menjadi bagian integral dari solusi pengelolaan sampah yang lebih luas.
Salah satu tujuan utama dari aplikasi ini adalah meningkatkan pemilahan sampah yang lebih baik, pada gilirannya akan meningkatkan kualitas daur ulang sampah secara keseluruhan. Dengan lebih banyak sampah yang sudah terpisah dengan benar, proses daur ulang menjadi lebih efisien. Selain itu, aplikasi ini bertujuan mengintegrasikan ekosistem sampah dan daur ulang dalam skala yang lebih besar.
Gagasan aplikasi ini semakin menarik ketika masyarakat dapat memesan pengiriman sampah dari rumah mereka. Bahkan, mereka dapat mendapatkan uang sebagai imbalan atas sampah yang sudah terpisah dengan benar. Sistem ini melibatkan agen pemulung yang akan mengambil sampah dan berbagi keuntungan sesuai skema tertentu.
Dengan sistem ini, industri daur ulang sampah tidak perlu lagi mengimpor sampah, melainkan bisa memanfaatkan sumber daya yang sudah ada di Bank Sampah.
Inovasi yang dihadirkan oleh mahasiswa ITB ini bukan hanya menjadi solusi cerdas untuk masalah sampah, tetapi juga menciptakan peluang bagi pemulung untuk berperan lebih aktif dalam manajemen sampah yang berkelanjutan. (*)