Bahkan Rudal Antipesawat pun Ada di Pasar Gelap
JAKARTA (sijori.id) - Kelompok pemantau independen Small Arms Survey merilis terjadi peningkatan signifikan dalam perdagangan gelap rudal permukaan-ke-udara atau rudal antipesawat portable atau MANPADS di seluruh dunia.
Laporan sebelumnya dari lembaga itu menyebutkan distribusi gelap MANPADS lebih terbatas secara global. Namun penyebaran senjata ini secara gelap dikhawatirkan akan meningkat tajam . Hal ini karena sejumlah besar Stinger buatan Amerika dan jenis lainnya dari banyak negara lain telah mengalir ke Ukraina. Tetapi laporan baru ini hanya mencakup data selama periode antara 2011 dan pertengahan 2021.
Apa yang terungkap dari laporan terbaru Small Arms Survey dari 2011-2021 adalah tren utama dalam pasar gelap MANPADS China yang canggih. Laporan baru ini mencatat bahwa lebih dari dua dekade lalu perusahaan intelijen dan pertahanan open-source Janes hanya menemukan satu model MANPADS China yang ada di tangan aktor non-negara. Tetapi sejak itu jumlahnya meningkat tajam.
Small Arms Survey mengidentifikasi 49 kasus yang dilaporkan atau dibuktikan tentang MANPADS yang dirancang China dimiliki atau dalam perjalanan ke setidaknya 17 kelompok bersenjata yang berbeda di tujuh negara sejak 2011.
Lembaga itu mengatakan senjata yang dimaksud termasuk MANPADS seri FN-6 yang berasal dari setidaknya tahun 1990-an. Senjata yang berasal dari seri Igla yang dirancang Soviet ini disebut telah diterima oleh aktor non-negara di Irak, Lebanon, Myanmar, dan Suriah.
Juga ada laporan yang menyebutkan gripstock QW-18 ditemukan di Gaza. Gripstock adalah komponen yang dapat digunakan kembali dari banyak sistem MANPADS dan tempat rudal dipasang sebelum ditembakkan.
Laporan tersebut mencatat bahwa meski banyak dari MANPADS seri QW yang diidentifikasi sejak 2011 diperoleh atau ditujukan untuk kelompok bersenjata yang didukung oleh Iran, menjalin hubungan langsung ke negara itu tidaklah mudah.
Namun bukti yang dikumpulkan oleh penyelidik PBB dan gambar yang diposting di media sosial menunjukkan pemerintah Iran sebagai sumber dari banyak sistem tersebut.
Peningkatan MANPADS ilegal yang dirancang China ke wilayah Timur Tengah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh laporan Institut Timur Tengah Januari 2022 lalu yang menyebut peningkatan ekspor senjata legal China ke wilayah tersebut.
Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa antara 2016 hingga 2020, China meningkatkan volume ekspor senjatanya ke Arab Saudi dari US$35 juta pada periode antara 2011 hingga 2015, menjadi US$170 juta pada 2016 – 2020.
Hal yang sama juga berlaku untuk ekspor ke Uni Emirat Arab. Laporan menyatakan ekspor senjata China ke negara ini meningkat dari US$45 juta menjadi US$121 juta selama periode yang sama.
Small Arms Survey juga mencatat MANPADS buatan Korea Utara juga telah berada di tangan kelompok bersenjata di Timur Tengah. Gambar dari Gaza dan Suriah menunjukkan beberapa MANPADS HT-16 Korea Utara dimiliki oleh Hamas dan berbagai kelompok bersenjata Suriah.
Menurut laporan tersebut kelompok-kelompok Suriah tampaknya telah memperoleh MANPADS HT-16 ilegal mereka dari stok pemerintah. Tidak jelas dari mana Hamas memperoleh HT-16 mereka. Senjata bisa didapat langsung dari Korea Utara atau melalui pihak ketiga seperti Iran.
Terbesar tetap Soviet
Namun sumber terbesar MANPADS ilegal tetaplah sistem generasi pertama yang dirancang oleh Uni Soviet. Senjata ini paling banyak dan tersebar luas di seluruh dunia melalui pasar gelap.
Sistem tersebut ditemukan di 23 dari 32 negara di mana MANPADS telah ditemukan. Sementara di 12 negara, mereka adalah satu-satunya jenis yang ditemukan.
SA-7 dikombinasikan dengan MANPADS era Soviet lainnya mencakup 81% dari semua laporan yang diidentifikasi oleh model dan 85 % dari laporan yang didukung. Beberapa jenis senjata Soviet yang lain adalah SA-14, SA-16, atau SA-18. Semuanya merupakan varian dari desain Igla.
Banyaknya senjata Soviet yang ada di tangah actor non negara ini adalah hasil dari kelebihan produksi era Perang Dingin dan ekspor senjata Soviet yang luar biasa selama beberapa decade. Efek dari semua ini akan terus dirasakan selama bertahun-tahun yang akan datang.
Survei tersebut juga menemukan sejumlah kecil sistem Amerika, Inggris, Pakistan, dan Polandia yang disita di Afghanistan, Libya, Meksiko, dan Ukraina. MANPADS yang ditemukan di Meksiko adalah satu-satunya peluncur FIM-43 Redeye Amerika.
Pasukan Ukraina pada 2014-2015 juga merampas beberapa komponen MANPADS Grom Polandia dari pemberontak yang didukung Rusia. Penyitaan adalah kasus pertama yang didokumentasikan dari akuisisi ilegal MANPADS seri Grom.
Laporan tersebut sekali lagi tidak membahas situasi saat ini di Ukraina di mana Amerika saja telah mengirimkan lebih dari 1.400 sistem Stinger. Yang mengkhawatirkan ada keraguan Amerika bisa mengontrol pergerakan senjata tersebut. Sangat mungkin senjata-senjata yang mengalir secara tergesa-gesa tersebut akhirnya akan masuk ke pasar gelap. Jika itu terjadi, maka kelompok bersenjata non negara akan semakin menjadi tantangan sulit di masa depan.
Peneliti Senior Small Arms Survey Matt Schroeder mengatakan selalu ada risiko penangkapan dan kehilangan senjata dan amunisi selama konflik bersenjata. ”Tidak mungkin untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada senjata yang ditinggalkan, hilang, atau ditangkap selama konflik saat ini,” katanya kepada War Zone. (*)