INGGRIS (sijori.id) - Greyparrot, sebuah perusahaan Inggris mengembangkan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menganalisis pabrik pengolahan limbah dan daur ulang.

Mikela Druckman pendiri Greyparrot menyebut produksi sampah oleh manusia semakin mengkhawatirkan. “Dalam satu hari Anda akan benar-benar memiliki gunung sampah di satu fasilitas pembuangan akhir, dan yang sangat mengejutkan bahwa hal itu tidak pernah berhenti," katanya seperti dilansir dari bbc internasional, 3 Juli 2023.

Greyparrot menempatkan kamera disekitar 50 pusat limbah dan daur ulang di Eropa dan menggunakan perangkat lunak yang dilengkapi kecerdasan buatan untuk menganalisis berbagai macam sampah secara real time.

Teknologi AI sekarang sudah sangat maju untuk mengenali sampah, namun Druckman mengungkapkan masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu dibenahi. "Produk seperti botol coke akan remuk, pecah, dan kotor setelah berakhir di tempat sampah, membuat masalahnya jauh lebih kompleks dari perspektif AI", ujar Druckman.

Sistem Greyparrot sekarang telah melacak 32 miliar objek limbah per tahun. Saat ini perusahaan telah membangun peta limbah digital yang dapat menjangkau lebih banyak objek. Informasi yang dihasilkan oleh system Greyparrot membantu operasional pengelola sampah menjadi lebih efisien.

"Ini memungkinkan regulator untuk memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang apa yang terjadi dengan sampah, bahan sampah apa yang bermasalah, dan hal itu juga mempengaruhi desain kemasan," kata Druckman.

Druckman menekankan pentingnya pengelolaan sampah dan limbah sebagai bagian dari cara manusia mengatasi perubahan iklim. Menurut Druckman pengelolaan sampah yang efektif dan benar akan memberi pengaruh yang signifikan bagi kelestarian alam.

Setiap hari manusia memproduksi sampah, sampah tersebut ada yang bisa didaur ulang dan tidak bisa di daur ulang. Permasalahan sampah menjadi masalah bagi manusia sejak dulu.

Bank Dunia memperkirakan sekitar 2,24 miliar ton sampah dihasilkan pada tahun 2020. Pada tahun 2050, jumlahnya diperkirakan meningkat 73 persen menjadi 3,88 miliar ton.

Permasalahan sampah diketahui mulai menjadi pusat perhatian sejak era revolusi industri. Penelitian Universities of Georgia and California mengungkapkan lebih dari 8,3 miliar ton sampah plastik telah dihasilkan. (*)