Berkapasitas 30.000 lsp per Hari, Dirjen Migas Resmikan SPBG Pertamina di Kaligawe Semarang

Redaksi - Jumat, 20 Agustus 2021 17:16 WIB
Peresmian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Kaligawe Semarang, Jawa Tengah berkapasitas 1 MMSCFD. Kapasitas ini setara dengan 30.000 liter premium per hari (lsp).

SEMARANG - PT Pertamina (Persero) melakukan program diversifikasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas sektor transportasi. Melalui salah satu anak usahanya, subholding gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) secara resmi mengoperasikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Kaligawe Semarang, Jawa Tengah berkapasitas 1 MMSCFD. Kapasitas ini setara dengan 30.000 liter premium per hari (lsp).

Peresmian dihadiri oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, didampingi oleh Direktur Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina Iman Rachman, dan Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto, Jumat, 20 Agustus 2021.

Dirjen Migas ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pengoperasian SPBG Kaligawe akan memudahkan pengisian bahan bakar gas untuk BRT Trans Semarang. Selain ekonomis, BBG juga mendorong terwujudnya udara bersih.

“Dengan konversi BBM ke BBG, akan didapatkan emisi kendaraan lebih rendah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Beroperasinya SPBG Kaligawe dapat mendorong masyarakat Semarang menggunakan BBG yang ramah lingkungan dan ekonomis. Untuk itu, semoga Pertamina Grup dapat merealisasikan rencana untuk mempeluas pemanfaatan SPBG Kaligawe secara berkelanjutan,” ujar Tutuka.

Penghematan penggunaan BBG, lanjutnya, bisa mencapai sekitar 13% dengan asumsi kebutuhan solar untuk satu unit bus, yakni sekitar 50 liter per hari dengan harga Rp5.150 per liter. Jika menggunakan BBG biaya per lsp seharga Rp4.500.

SPBG Kaligawe sendiri merupakan bagian dari Infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian ESDM melalui dana APBN dan terkoneksi dengan pipa distribusi subholding gas. Untuk operasional, akan menggunakan gas dari Wilayah Kerja (WK) Kangean dan WK Muria.

Sementara itu, Direktur SPPU Pertamina Iman Rachman menjelaskan, SPBG Kaligawe akan menyuplai 200 bus Trans Semarang berbahan bakar gas milik Pemkot Semarang.

Rata-rata pemakaian gas untuk 200 unit bus sekitar 8.400 lsp. Dari pemanfaatan SPBG Kaligawe yang berkapasitas 30.000 lsp, masih ada sekitar 21.600 lsp yang bisa dipakai untuk 500 – 600 kendaraan lain.

“Diharapkan SPBG Kaligawe ini menjadi salah satu titik suplai penyediaan bahan bakar gas di wilayah Jawa Tengah. Nantinya, fasilitas ini juga dapat dioptimalkan untuk layanan Compressed Natural Gas (CNG) sektor komersial sebagai salah satu upaya substitusi LPG secara bertahap,” ujar Iman.

Bagi Pertamina Group, imbuhnya, pengoperasian SPBG yang merupakan salah satu bentuk sinergi antara holding – subholding beserta afiliasinya. Hal ini menjadi langkah nyata dari transformasi yang ada di Pertamina melalui pembentukan subholding gas.

Direktur Utama PGN, Haryo Yunianto menambahkan, PGN akan menambah titik suplai bahan bakar gas, khususnya sektor transportasi di tempat lain sehinga semakin mempermudah akses masyarakat.

“Lokasi SPBG Kaligawe sudah cukup strategis di dekat ruas jalan nasional. Maka, perlu dilakukan survei lebih mendetail, terutama capturing potensi demand transportasi di luar bus trans Semarang, seperti angkutan kota yang melewati Jalan Raya Kaligawe,” ujar Haryo.

Dengan beroperasinya SPBG Kaligawe, akan menambah jumlah outlet penyediaan BBG pada program konversi di sektor transportasi yang dikelola Pertamina Group. Ke depan, perseroan juga akan meningkatkan utilisasi pada SPBG Kaligawe. Harapannya agar dapat melayani pelanggan di sektor rumah tangga dan industri retail di wilayah Semarang dan sekitarnya.

SPBG Kaligawe sekaligus menjadi realisasi manfaat dari Jumperline Tambak Lorok, guna menyediakan keandalan infrastruktur penyaluran gas bumi di Jawa Tengah.

PGN berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi, melalui pengembangan program konversi transportasi darat dari BBM ke BBG secara berkelanjutan.

Pemanfaatan BBG untuk transportasi darat diharapkan bisa membantu target pemerintah dalam rangka bauran energi sektor transportasi. Selain itu, bisa berdampak positif terhadap lingkungan atau penurunan emisi karbon.

RELATED NEWS