BP Batam Paparkan Komitmen Investasi Global USD 10,35 Miliar di Forum “Islands of Growth” Singapura

Pratiwi - Rabu, 19 November 2025 13:26 WIB
null

BATAM (sijori.id) — Optimisme terhadap kekuatan ekonomi Batam kembali mengemuka dalam forum internasional “The Second Edition of Islands of Growth” yang digelar di Suntec Singapore Convention & Exhibition Centre, Selasa (18/11/2025).

Dalam forum yang dihadiri sejumlah tokoh utama—mulai dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Dubes RI untuk Singapura Suryo Pratomo, Chairman Singapore Economic Development Board (EDB) Png Cheong Boon, hingga Gubernur Kepri Ansar Ahmad—BP Batam memaparkan performa dan arah pengembangan investasi terbarunya.

Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, mengungkap bahwa Batam kini mengantongi komitmen investasi senilai USD 10,35 miliar dari 20 perusahaan global. Investasi tersebut mencakup sektor energi, manufaktur lanjutan, industri maritim, hingga logistik—menegaskan posisi Batam sebagai salah satu poros pertumbuhan utama di wilayah selatan Asia.

Menurut Fary, tren global yang mengarah pada diversifikasi rantai pasok turut memperkuat daya saing kawasan Batam–Bintan–Karimun (BBK). Dengan jarak hanya 20 kilometer dari Singapura, Batam dinilai memiliki keunggulan logistik dan efisiensi yang sulit ditandingi kawasan lain di Asia Tenggara.

“Investor kini melihat arah pembangunan Batam yang semakin jelas. Ada keberlanjutan, ada kepastian layanan, dan ada kualitas infrastruktur yang terus meningkat,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, BP Batam memperkenalkan paradigma layanan investasi baru bertajuk “Batam: Your Best Friend to Invest”. Melalui konsep ini, BP Batam menghadirkan sejumlah layanan unggulan seperti Investment Dashboard, komunikasi satu pintu, timeline perizinan yang lebih pasti, hingga Mobile Investment Clinics untuk mempercepat penyelesaian isu di lapangan.

Reformasi layanan itu didukung oleh dua regulasi strategis di tingkat nasional.
PP 25/2025 memberikan kewenangan BP Batam untuk menerbitkan izin dasar—termasuk izin lingkungan, PKKPRL, dan PKKPH—secara langsung di Batam.
Sementara PP 47/2025 memperluas kawasan Free Trade Zone (FTZ), membuka kesempatan baru bagi investor sektor industri dan logistik.

“Dengan kepastian regulasi dan tersedianya kawasan yang lebih luas, Batam semakin kompetitif dalam peta investasi Asia Tenggara,” tutur Fary.

Tak hanya menggenjot industri konvensional, Batam juga memperkuat arah pengembangan industri hijau. Proyek PLTS Terapung Tembesi dan rencana pengembangan kawasan rendah karbon menjadi fondasi penting dalam mendorong investasi berkelanjutan.

“Batam terbuka, fleksibel, dan bergerak cepat. Invest in Batam, where proximity meets possibility,” tutup Fary. (*)

RELATED NEWS