Cara Penanganan Rabies pada Manusia
JAKARTA (sijori.id) - Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM, rabies adalah tantangan besar di Indonesia. Hal ini karena dalam tiga tahun terakhir, kasus gigitan hewan rabies rata-rata dalam setahun bisa mencapai lebih dari 80.000 kasus dengan kematian rata-rata 68 orang.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui gejala dan cara penanganan rabies pada manusia. Berikut penjelasannya.
Gejala Rabies pada Manusia
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan karena virus rabies. Penyakit ini dapat ditularkan oleh hewan penular rabies yang telah terinfeksi seperti anjing, rubah, rakun, skunk, dan kelelawar.
Rabies pada umumnya juga ditularkan melalui cakaran, gigitan, dan jilatan pada kulit yang terluka oleh hewan yang telah terinfeksi. Berikut beberapa gejala rabies pada manusia yang perlu diketahui.
Stadium Permulaan (Prodromal)
Gejala pada stadium ini yaitu badan menjadi lemah, lesu, berkurangnya nafsu makan, sulit tidur, demam, muntah-muntah, sakit kepala berat, nyeri tenggorokan hingga mual.
Stadium Rangsangan (Sensoris)
Gejala rabies pada stadium ini yaitu muncul rasa nyeri, rasa panas yang disertai kesemutan pada luka gigitan, perasaan menjadi cemas dan timbul reaksi berlebihan terhadap rangsangan sensorik.
Stadium Gila (Eksitasi)
Pada stadium ini muncul gejala seperti penderita menjadi berteriak, menjambak rambut, takut dengan air, cahaya, suara, dan air liur muncul secara berlebihan.
Stadium Lumpuh (Paralisis)
Mulut penderita akan menganga, lumpuh mulai dari kaki, susah bernapas, dan meninggal 4-6 hari setelah gejala pertama muncul.
Penanganan Rabies pada Manusia
Seperti yang dilansir dari postingan akun Instagram Kemenkes RI, berikut beberapa cara menangani rabies pada manusia yang perlu Anda ketahui.
- Cuci luka gigitan secepatnya menggunakan sabun atau deterjen pada air mengalir selama 15 menit lalu diberi antiseptik seperti obat merah.
- Segera mengunjungi Rabies Center seperti puskesmas atau rumah sakit agar dilakukan kembali pencucian luka dan memperoleh vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) sesuai dengan indikasi.
- Berikan serum anti rabies (SAR) sesuai dengan indikasi penanganan luka gigitan sesegera mungkin setelah terpapar hewan yang terinfeksi rabies. Pengobatan tersebut efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
- Lakukan imunisasi atau pre exposure immunization bagi kelompok risiko tinggi tertular rabies. (*)