Dampak Ekonomi Akibat Perang Russia - Ukraina

Pratiwi - Senin, 28 Februari 2022 20:14 WIB
null

JAKARTA (sijori.id) – Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina dikhawatirkan akan menggerogoti pertumbuhan ekonomi di semua negara di dunia yang berusaha pulih dari pandemi. Konflik tersebut juga dikhawatirkan akan menghambat kelancaran kegiatan ekspor impor dengan negara-negara Eropa lainnya, di mana Rusia dan Ukraina berperan penting sebagai penghubung kedua belah pihak.

Konflik tersebut telah membuat investor di seluruh dunia pesimis untuk berinvestasi di banyak negara berkembang lainnya. Hal ini dapat dilihat, dari indeks Dow Jones Industrial Average yang ditutup turun sekitar 1,8%, diikuti indeks S&P 500 yang juga anjlok 2,1% ke 4.380,3 dan Nasdaq Composite yang terkoreksi turun 2,9% ke 13.716,7 pada perdagangan Kamis, 17 Februari 2022.

Selain itu, pasar Asia juga ikut terkoreksi tajam setelah Wall Street. Pada Jumat, 18 Feburari 2022, indeks Nikkei 225 turun 1,2% menjadi 26.903,6, diikuti oleh indeks Hang Seng yang turun 0,6% menjadi 23.633,7. Hal ini terjadi ketika investor beralih ke aset yang aman seperti obligasi dan emas setelah ketegangan geopolitik yang meningkat antara Rusia dan Ukraina.

Dampak Terhadap Ekonomi Indonesia

Indonesia juga perlu mewaspadai dampak konflik antara Rusia dan Ukraina. Menurut pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian, konflik tersebut akan berdampak pada kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia akan terpengaruh karena Indonesia mengimpor minyak dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menteri Keuangan Sri Muryani juga menegaskan konflik antara Rusia dan Ukraina akan berdampak langsung pada produk energi, gas, dan minyak bumi Indonesia. Perselisihan ini juga memperumit pembuatan kebijakan pemerintah.

Pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, akan terus memantau stabilitas sistem keuangan domestik, khususnya suku bunga, nilai tukar mata uang asing, volatilitas indeks, dan volatilitas arus modal yang berdampak langsung pada sektor keuangan.

CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan konflik Rusia - Ukraina akan berdampak terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia. Hal yang perlu dikhawatirkan adanya kemungkinan terjadinya krisis energi dikarenakan Rusia merupakan salah satu produsen utama minyak dunia. Dengan demikian, hal ini dapat berpengaruh terhadap pergerakan harga minyak global.

Menurut dia, pemerintah dapat mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan diversifikasi suplai impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan gas dan batu bara untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak bumi.

“Apabila konflik ini berlanjut, tentunya kenaikan harga minyak ini akan berdampak kepada peningkatan inflasi di Indonesia. Dari sisi moneter, konflik ini juga akan menekan The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan. Di sini, Bank Indonesia perlu memperhatikan kondisi domestik sebelum menaikkan suku bunga acuan karena dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi nasional”, ujar Johanna. (*)

Editor: Pratiwi
Tags dampak ukrainaBagikan

RELATED NEWS