Denda Rp 60 Juta untuk BPD NTT

Pratiwi - Rabu, 18 Januari 2023 21:53 WIB

Jalan perbatasan Nusa Tenggaran Timur (NTT) dengan Timor Leste atau dikenal dengan ruas sabuk merah. / Dok. Kementerian PUPR

undefined

JAKARTA (sijori.id) - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (NTT) disanksi Rp60 juta oleh Bank Indonesia (BI) lantaran menjalankan sejumlah layanan mobile banking tak berizin sejak 17 Juli 2021 lalu.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Daniel Agus Prasetyo mengatakan melalui aplikasi mobile banking bernama B'Pung, BPD NTT menawarkan sejumlah layanan seperti tarik tunai tanpa kartu, pengajuan pinjaman, dan internet banking individu, layanan internet banking bisnis serta virtual account. Padahal belum memperoleh izin dari BI.

Untuk itu pihaknya memberikan sanksi berupa denda Rp60 juta kepada Bank BPD NTT lantaran menyelenggarakan layanan mobile banking tanpa mengantongi izin dari BI. Ini sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 23/06/PBl/2021 tanggal 1 Juli 2021 tentang Penyedia Jasa Pembayaran.

"Benar, Bank Indonesia mengenakan sanksi sanksi kewajiban membayar sebesar Rp60 juta yang akan dibebankan pada rekening giro bank di Bank Indonesia," kata dia dikutip dari Antaranews, Rabu, 18 Januari 2023.

Ditambahkan, pemberian sanksi menyusul hasil temuan pemeriksaan dan sudah dikonfirmasi dengan pihak BPD NTT. Saat ini BPD NTT sedang berproses mengajukan permohonan persetujuan ke Bank Indonesia sebagai tindak lanjut.

Meski memberikan sanksi berupa kewajiban membayar ke BPD NTT, namun BI tidak membekukan layanan yang disediakan bank tersebut. Bank NTT tetap diperkenankan untuk menggunakan layanan B'Pung mobile bagi nasabah yang sudah memiliki aplikasi tersebut.

Hanya saja untuk penambahan pengguna baru, BPD NTT diminta menunggu izin dari BI. BI juga tetap mendorong digitalisasi dapat dilakukan di semua lapisan masyarakat, termasuk dengan memanfaatkan mobile banking BPD NTT. (*)

Tags BPD NTTBagikan

RELATED NEWS