Di Batam Ada 406 Kasus Baru HIV sepanjang 2021
BATAM (sijori.id) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, mencatat, sepanjang tahun 2021 (Januari hingga November), terdapat 406 kasus baru HIV.
Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2020, dimana ada 538 kasus baru HIV.
Dinas Kesehatan Batam mencatat, sebanyak 22 orang penderita HIV meninggal dunia sepanjang Januari sampai November 2021. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan tahun 2020 lalu yang jumlah penderita meninggal capai 77 orang.
”Menurut laporan yang masuk sepanjang tahun ini atau sampai November 2021 ini ada 406 kasus baru,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Batam, Didi Kusmardji, Senin (27/12/2021).
Mereka yang menderita HIV yakni berusia 25 tahun sampai 49 tahun dengan jumlah penderita mencapai 320 kasus.
Usia 20-24 tahun sebanyak 40 kasus dan usia 50 tahun ke atas sebanyak 30 orang.
Sedangkan usia 15-19 tahun terdapat 10 kasus, dan usia empat tahun ke atas lima kasus serta usia 5-14 tahun sebanyak satu kasus.
”Paling banyak usia produktif,” tambah Didi.
Adapun, bila dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, penderita HIV di Batam didominasi oleh laki-laki, yakni sebanyak 303 kasus. Sementara jenis kelamin perempuan berjumlah 103 kasus baru.
”Paling banyak laki-laki usia 25 tahun sampai 49 tahun dengan jumlah 236 kasus baru,” bebernya.
Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada 2020 terdapat 538 kasus baru HIV. Sementara itu, pada 2019 ada 692 kasus baru, lalu 2018 sebanyak 718 kasus. Sementara itu, pada 2017 tercatat ada 768 kasus HIV baru.
Adapun, bila dikategorikan jenis pekerjaan, penderita HIV di 2020, didominasi karyawan atau buruh pabrik yakni sebanyak 202 kasus.
Ada ibu rumah tangga 81 kasus, tidak bekerja atau anak-anak dan Wanita Pekerja Seks (WPS) langsung atau tidak langsung masing-masing 32 kasus.
Buruh bangunan atau kuli angkut 26 kasus.
Mahasiswa dan mahasiswi 22 kasus
Pedagang atau salesman 14 kasus.
Salon, hotel dan panti pijat 11 kasus.
Ada juga nelayan, petani atau peternak enam kasus, Satpam 5 kasus serta anak buah kapal, pelaut, sopir, PNS, TNI, Polri masing-masing sebanyak tiga kasus.
Dijelaskannya, HIV sebagian besar disebabkan seks bebas yang tak disertai alat pengaman atau kondom, sehingga berpotensi terinveksi HIV. Apalagi, ganti-ganti pasangan. Ditambah yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
”Paling banyak itu pasangan sejenis LSL (Lelaki Suka Lelaki),” jelasnya.
Sementara itu, bagi pasangan sejenis lesbian, disebutnya, tidak masuk kelompok risiko. Sebab, secara teknis tidak ada penetrasi dan dianggap rendah risikonya. Begitu juga dengan pengguna jarum suntik (narkoba) yang saat ini sudah jarang digunakan.
Ditambahkan Didi, berbagai upaya terus dilakukan Dinkes Batam dalam menimimalis angka HIV AIDS ini. Salah satunya, memberikan penyu-luhan dengan melibatkan semua lapisan masyarakat. Melakukan tes HIV AIDS sebanyak-banyaknya termasuk juga Mobile VCT.
Selain itu, pihaknya juga memberikan sosialisasi pe-ngobatan segera, sebab orang dalam HIV AIDS (ODHA) yang teratur ARV menyebabkan viral load rendah dan kemung-kinan menularkan juga menjadi rendah.
”Selain itu, kita juga menurunkan stigma HIV AIDS di masyarakat,” pungkasnya. (*)