Di Batam, Harga Besi Terus Naik

Pratiwi - Jumat, 27 Agustus 2021 23:54 WIB

Suasana perumahan cluster di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 2 Januari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

undefined


BATAM (sijori.id) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Batam, Achyar Arfan, Kamis (26/8/2021) mengatakan, pembangunan rumah murah jalan terus.
"Konsumen hanya bayar bunga 5 persen, dan sisanya ditanggung pemerintah," ujarnya.

Achyar mengatakan Batam mendapat target membangun 1.200 rumah murah subsidi.
"Hingga Agustus, sudah terealisasi sekitar 900 unit. Fokus pembangunan rumah tipe tersebut yakni di Marina, Piayu dan Batu Besar," ujarnya.

Salah satu contoh perumahan yang memiliki rumah yang dilengkapi dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) ini yakni Perumahan Edova Gardenia di Marina.

Harganya sesuai dengan regulasi FLPP dari pemerintah yakni Rp 156,5 juta per unitnya.
"Harga ini tidak naik dari tahun 2020," katanya lagi.

Tidak adanya kenaikan harga memang membuat pengembang rumah murah mendapatkan keuntungan pas-pasan.

"Karena harga besi naik. Kalau besi sudah naik, maka material lainnya yang juga dari besi ikut naik, seperti engsel pintu, kunci dan lain-lain," jelasnya.

Achyar mengatakan kenaikan harga besi itu, persentasenya mencapai sekitar 10 persen. Misalnya untuk besi 10 inch, harga sebelumnya yakni Rp 900 ribu per ton. Namun tahun ini, sudah menjadi Rp 1,1 juta per ton.

"Kenaikan ini agak aneh. Karena untuk infrastruktur, hanya pemerintah yang giat membangun dan memang menggunakan semen yang sangat banyak. Sementara swasta itu urung membangun. Selain itu, pasokan besi juga tidak terkendala, tapi mengapa harganya naik. Untuk sementara, saya perkirakan karena inflasi dan juga perubahan kurs Rupiah," paparnya.

"Sedihnya harga rumah murah tidak naik, jadi ya pengembang untung pas-pasan," imbuhnya.

Pengembangan rumah murah memang tengah digesa, karena didukung pemerintah. Achyar menyebut, anggaran pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membangun rumah murah ini mencapai Rp 18 triliun. Peningkatannya dibanding tahun lalu sekitar 50 persen.

"Pasarnya ini sangat cocok untuk kalangan pekerja di Batam," katanya.

Sebelumnya, pengusaha properti Batam, Robinson Tan, mengungkapkan, pengembang properti di Batam optimistis tahun ini pasar properti akan rebound.

”Menteri Keuangan sudah sampaikan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh lima persen. Sektor properti jadi salah satu prioritasnya,” kata Robinson.

Keyakinan tersebut ditunjukkan dari pagu anggaran untuk pembangunan rumah subsidi yang naik dari Rp 12 triliun
menjadi Rp 18 triliun tahun ini.

Di Batam sendiri, industri properti sangat bergantung sekali dengan tiga sektor utama, yakni sektor industri pengolahan, industri konstruksi, dan kegiatan pariwisata.

Tags propertiBagikan

RELATED NEWS