Di Solo, Harga Bahan Pokok Dikeluhkan Pembeli dan Pedagang
SOLO (sijori.id) - Melejitnya harga bahan pokok (bapok) membuat ibu rumah tangga mengeluh. Tak hanya emak - emak, tukang sayur keliling pun mengeluhkan kenaikan bapok yang terjadi belakangan ini. Budi, tukang sayur yang berkeliling di seputaran Banyuagung, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banarsari, Solo, adalah salah satu pedagang yang kerepotan berjualan.
Pria yang menjajakan sayur sejak pagi buta ini mengeluhkan sepi pembeli beberapa waktu belakangan. Ia menduga, hal tersebut disebabkan kenaikan harga pokok. "Semua harga naik. Jadi sepi pembeli," ujar Budi pada TrenAsia.com Kamis, 1 September 2022.
Ia menambahkan pada hari biasa sebelum harga naik, dagangannya selalu habis saat tengah hari. Namun kali ini, ia masih menyisakan banyak sayur-mayur. Ia menyebut selama harga bahan pokok naik, para langganan yang notabene adalah ibu rumah tangga membeli bahan makanan dalam jumlah yang lebih sedikit.
"Mereka belinya lebih sedikit. Tidak sebanyak biasanya," kata Budi.
Pernyataan Budi diperkuat oleh Yustin. Ibu berusia 62 tahun ini mengeluhkan kenaikan harga menyebabkan amggaran belanjanya ikut naik.
"Sekarang kalau belanja Rp50.000 jadi nggak ada harganya. Tidak dapat apa-apa. Biasanya sudah dapat banyak," kata Yustin.
Belakangan ini, sejumlah fenomena termasuk krisis dunia telah menyebabkan kenaikan harga pangan.
Beberapa waktu ke depan, harga bapok diprediksi kembali melejit. Ini disebabkann lantaran pemerintah diwartakan akan mencabut subsidi BBM sehinga menimbukan kenaikan pada biaya logistik. Imbasnya, harga bapok akan ikut naik.