Duit Kripto pun Dicuri

Pratiwi - Rabu, 09 Februari 2022 21:45 WIB
undefined

JAKARTA (sijori.id) – Agak lucu kabar satu ini, duit kripto dicuri. yah, macam mana tuh…

Yap, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengungkap pencurian mata uang kripto terbesar dalam sejarah dan menyita Bitcoin (BTC) senilai US$36 miliar. Pembobolan itu terjadi pada tahun 2016 melalui peretasan terhadap bursa kripto Bitfinex.

Aparat telah menangkap dua orang di New York pada Selasa, 8 Februari 2022, setelah keduanya diduga bersekongkol untuk melakukan pencucian uang dari hasil peretasan Bitfinex. Mereka adalah pasangan suami istri bernama Ilya Lichtenstein (34) dan Heather Morgan (31).

Pada tahun 2016, sekitar 120.000 BTC dari Bitfinex. Pada saat itu, nilai BTC yang dicuri setara dengan sekitar US$70 juta dan mewakili hampir seperenam dari total volume perdagangan.

Saat ini, Bitcoin yang dicuri itu nilainya sudah mencapai US$4,5 miliar. Akan tetapi, berhubung beberapa transaksi sudah dilakukan oleh pelaku, maka dalam penangkapan pun aparat menyita sisa 94.000 BTC yang setara dengan US$3,6 miliar.

Menurut Departemen Kehakiman AS, pasangan suami istri yang ditangkap itu menyiratkan bahwa mereka jugalah pelaku yang meretas Bitfinex pada 2016 meskipun keduanya untuk saat ini belum memberikan pengakuan.

Selama lima tahun terakhir, telah terjadi beberapa kali perpindahan Bitcoin dari dompet digital Liechtenstein yang jika diakumulasikan jumlahnya mencapai 25.000 BTC. Sementara itu, 94.000 BTC masih tersimpan di dompet Lichtenstein.

“Setelah surat perintah penggeledahan ke akun milik Lichtenstein dan Morgan turun, agen khusus memperoleh akses ke data dalam akun online yang dikendalikan oleh Lichtenstein,” tulis keterangan resmi Departemen Kehakiman AS sebagaimana dikutip Rabu, 9 Februari 2022.

Data-data dalam akun Lichtenstein berisi kunci pribadi yang diperlukan untuk mengakses dompet digital yang menerima dana dari hasil pencurian Bitfinex secara langsung sehingga memungkinkan agen khusus untuk melakukan penyitaan dan memulihkan sekitar 94.000 BTC yang dicuri dan menjadi penyitaan keuangan terbesar dalam sejarah yang dilakukan Departemen Kehakiman AS.

Penegak hukum berhasil mengakses dompet penerima awal yang disebut Wallet 1CGA4 dan mencakup 2.000 alamat. Analis pun mengkonfirmasi bahwa ribuan alamat itu berkaitan langsung dengan peretasan yang terjadi.

Pelaku diduga menggunakan sejumlah Teknik untuk mencuci BTC yang dicuri, termasuk membagi transfer menjadi ribuan transaksi yang lebih kecil dengan menggunakan darknet dan mengkonversinya menjadi aset kripto yang lain. Disebutkan bahwa pasar darknet AlphaBay adalah salah satu platform yang digunakan oleh pelaku.

Kemudian, seminggu yang lalu, tepatnya pada 2 Februari 2022, perusahaan analitik blockchain Elliptic mendeteksi sekitar 94.000 BTC dari peretasan Bitfinex yang dipindahkan melalui 23 transaksi.

Merespon hal tersebut, aparat melakukan pelacakan dan berhasil menemukan alur transaksi yang berujung di dompet digital milik Lichtenstein dan Morgan sehingga mereka pun bisa diamankan.

Dalam sebuah pernyataan, Bitfinex pun mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Departemen Kehakiman AS untuk mencoba memulihkan Bitcoin yang disita.

Sebagian hasil pencucian uang yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu diduga telah masuk ke rekening SalesFolk, perusahaan rintisan milik Morgan.

Profil LinkedIn mereka pun menunjukkan bahwa keduanya memang terdaftar di perusahaan tersebut. Sebelumnya, Morgan juga sempat menjadi seorang kolumnis di Inc. Magazine dan Forbes sementara Lichtenstein sempat bekerja di MixRank, Endpass, dan 500 Startups.

Selain itu, Morgan juga sempat menulis karya berjudul “Tips untuk Melindungi Bisnis Anda dari Penjahat Siber” yang di dalamnya meliputi hasil wawancara dengan pemilik bursa mata uang kripto. (*)

Tags KriptoBagikan

RELATED NEWS