Embrio Koperasi adalah Gerakan Ekonomi Rakyat di Rochdale
JAKARTA (sijori.id) —Sejarah koperasi erat kaitannya dengan perlawanan kaum pekerja. Embrio koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat, sosial dan budaya di Rochdale, sebuah kota di bagian utara Inggris. Pada 21 Desember 1844, Charles Howarth bersama 27 buruh laki-laki dan perempuan berinisiatif membuat badan usaha yang berpihak pada anggota, bukan sekadar modal.
Koperasi Rochdale kemudian muncul sebagai bentuk kekecewaan sekelompok buruh dengan sistem ekonomi pasar yang mementingkan keuntungan pribadi serta keberpihakan pada pemodal. Kapitalisme dan pasar bebas yang menyebabkan kemiskinan dan kesenjangan sosial memang lekat dengan ekonomi di Inggris di zaman praindustri.
Lahirnya Koperasi Rochdale tak hanya dimaknai perjuangan di bidang ekonomi, melainkan juga sebagai simbol deklarasi kesetaraan umat manusia. Hal ini karena koperasi sejak lahir menolak perilaku diskriminatif berdasarkan agama, ras atau status sosial. Buku “Dasar-Dasar Rochdale, Sejarah Serta Pelaksanaannya”, menerangkan gerakan Koperasi Rochdale awalnya hanya berisi gagasan soal mengelola toko menggunakan prinsip-prinsip koperasi.
Mereka kemudian bergerak sebagai koperasi konsumen dengan menyediakan barang-barang untuk keperluan sehari-hari. Koperasi mulai memproduksi sendiri barang seiring perkembangan modal. Langkah ini menciptakan kesempatan kerja serta menambah pendapatan bagi mereka yang sudah memiliki pekerjaan.
Lambat laun, Koperasi Rochdale mampu mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggotanya pada tahun 1851. Kehadiran Rochdale mendorong lahirnya 100 koperasi konsumsi di Inggris pada tahun selanjutnya. Koperasi-koperasi konsumsi tersebut akhirnya melebur dan menjadi pusat koperasi pembelian bernama The Cooperative Wholesale Society (C.W.S) pada tahun 1862. Rochdale sendiri terus berkembang dan membuka cabang di New York, Copenhagen, hingga Hamburg.
C.W.S. semakin berkembang memasuki tahun 1945. Mereka memiliki sekitar 200 buah pabrik berikut tempat usaha dengan 9.000 pekerja. Aset dan sumber daya tersebut menghasilkan perputaran modal menembus 55 juta poundsterling. Lima tahun kemudian, jumlah anggota koperasi mengalami peningkatan di seluruh wilayah Inggris berkat kesuksesan C.W.S. Anggotanya mencapai lebih dari 11 juta orang, sekitar 20% dari total penduduk Inggris yang berjumlah 50 juta orang.
Perkembangan tersebut tak lepas dari konsistensi koperasi yang menempatkan kapital hanya sebagai pembantu, bukan penentu. Sebagai perkumpulan berbasis orang, koperasi hakikatnya menentang sistem kapitalisme yang mengagung-agungkan modal sebagai penentu kebijakan. (*)