Hari ke 3, Layanan Mobile BSI belum Bisa Diakses
JAKARTA (sijori.id) - Hingga pagi ini, atau 3X24 layanan Mobile Banking PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masih error dan belum bisa melayani transaksi. Semua fitur BSI Mobile Banking tak bisa di akses. Akses pengguna hanya berkutat di halaman utama yang menampilkan 14 Fitur layanan, kendati masing-masing fitur tersebut di klik beberapa kali.
Berdasarkan pantauan TrenAsia jejaring media sijori.id hingga 10.30 WIP hari ini, belum ada penyataan resmi perusahaan terkait kapan kembali normalnya layanan mobile banking perusahaan.
Namun demikian, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melansir adanya dugaan serangan siber yang menyebabkan beberapa layanan mobile banking mengalami gangguan.
Gangguan tersebut sebelumnya terjadi pada 8 Mei 2023 yang menyebabkan para nasabah tidak bisa melakukan transaksi melalui ATM hingga mobile banking.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi belum bisa memastikan soal dugaan sumber gangguan yang disebabkan oleh serangan siber. Namun, pihaknya mengaku akan melakukan penelusuran lebih lanjut terkait hal itu.
"Hal tersebut (serangan siber) perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah,” tutur Hery dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 11 Mei 2023.
BSI disebutkan telah berhasil melakukan normalisasi layanan pada jaringan ATM dan kantor cabang pada hari Selasa, 9 Mei 2023. Sedangkan pada hari yang sama, layanan BSI Mobile juga sudah bisa diakses kembali oleh nasabah dengan fitur-fitur basic.
Proses Normalisasi Lamban
Sebelumnya, Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, menyoroti lamanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI membereskan kendala akses untuk layanan mobile banking mereka. Problem itu dikhawatirkan tak sekadar lantaran pemeliharaan sistem, melainkan adanya serangan malware berjenis ransomware.
Pantauan TrenAsia, hingga Selasa 9 Mei 2023 pukul 10.55 WIB BSI Mobile belum kunjung dapat diakses. Artinya layanan tersebut sudah error lebih dari 24 jam mengingat gangguan diketahui mulai Senin 8 Mei 2023 pagi. Alfons Tanujaya mengaku heran dengan lamanya pembenahan yang dilakukan BSI. Dia menyebut ada kemungkinan basis data bank sulit diakses jika layanan seperti mobile banking terkendala.
Alfons menjelaskan salah satu penyebab basis data sulit diakses adalah perangat penyimpanan data yang rusak. Namun dia menyebut mestinya perbankan memiliki cadangan data sehingga gangguan tersebut dapat dipulihkan hanya dalam hitungan jam.
“Kalau melihat kasus ini, di mana recovery sedemikian lama, patut diduga hal yang lebih serius terjadi. Salah satu kemungkinan adalah serangan ransomware,” ujar Alfons dikutip dari Cyberthreat.id, Selasa 9 Mei 2023.
Sebagai informasi, ransomware adalah salah satu jenis malware yang digunakan peretas untuk mengenkripsi data korban. Pelaku kejahatan jenis ini biasanya meminta tebusan untuk memulihkan layanan. Ransomware memiliki banyak jenis, tergantung target dan cara kerjanya. Alfons mengatakan serangan ransomware biasanya mengincar basis data dan backup data.
“Sistem perbankan yang kritikal jika dienkripsi (oleh ransomware) akan sangat sulit pulih,” tutur Alfons.
Dia mendorong layana perbankan sekelas BSI meningkatkan pengamanan sibernya. Salah satunya dengan memiliki cadangan data serta rencana yang jelas jika terjadi serangan siber. Hal ini agar kepercayaan pelanggan tidak hilang karena gangguan yang terjadi sangat lama.
“Pihak terkait seperti Kementerian Kominfo, Badan Siber dan Sandi Negara, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan juga perlu melihat apa yang sebenarnya terjadi dan menjelaskan ke masyarakat,” sarannya.
(*)