Hunian Berbasis TOD Permudah Mobilitas Masyarakat
JAKARTA - Saat ini pengembangan hunian dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) tengah banyak digarap oleh pengembang properti. Pasalnya, penerapan TOD ini memberikan banyak manfaat bagi penghuni. Mobilitas masyarakat semakin dipermudah.
Pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan penerapan Transit Oriented Development (TOD) merupakan pendekatan yang mengintegrasikan antara konsep ruang dengan transportasi.
“Dalam konsep TOD, pengembangan wilayah kota terintegrasi dengan tulang punggung transportasi utamanya yang berbasis rel. Misalnya kereta api, KRL, MRT, atau LRT,” kata Yayat, Selasa, 6 Oktober 2020.
Artinya dalam konteks akumulasi penumpang dan efisiensi ruang, angkutan yang berbasis kereta api menjadi sebuah pilihan utama dan bisa mengurangi beban jalan raya. Transportasi berbasis kereta api juga dapat mendorong perpindahan sistem transportasi masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. TOD juga dapat memberikan nilai tambah pada kawasan sekitar pusat transportasi tersebut.
“Kawasan yang dibangun TOD memiliki nilai tambah dan bisa memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah,” ujar Yayat. Itulah sebabnya dia menilai sejumlah pengembang properti yang mengembangkan TOD di kawasan propertinya merupakan langkah yang bagus.
Meski demikian, kata Yayat, pengembangan TOD ini tidak dapat berdiri sendiri, harus didukung oleh kolaborasi yang baik dari sejumlah pihak misalnya pengembang properti, pemerintah, dan pengelola transportasi.
Beberapa pengembang yang mengintegrasikan hunian dengan TOD di antaranya adalah Agung Podomoro Group di Kota Podomoro Tenjo dan ADHI Commuter Realty yang menawarkan berbagai proyek properti, baik apartemen maupun rumah tapak yang didukung dengan TOD.
Agung Podomoro Group tengah membangun kota mandiri baru yaitu Kota Podomoro Tenjo di wilayah Bogor, Jawa Barat. Perusahaan properti ini menyiapkan sebuah Grand TOD yang lebih modern.
Assistant Vice President Kota Podomoro Tenjo Zaldy Wihardja menjelaskan pembangunan Grand TOD di Kota Podomoro Tenjo merupakan salah satu upaya untuk memudahkan para penghuninya untuk menjalankan aktivitasnya dengan aman dan efisien.
"Grand TOD yang dibangun di Kota Podomoro Tenjo berada di dalam kawasan hunian dan langsung terhubung dengan stasiun kereta api. Sehingga keamanan dan kenyamanan penghuni lebih terjamin," jelas Zaldy dalam webinar peluncuran kota Podomoro Tenjo beberapa waktu lalu.
Zaldy menambahkan, grand TOD Kota Podomoro Tenjo akan menjadi salah satu ikon kota baru seluas 650 hektare tersebut. Dengan konsep hunian yang ramah lingkungan, Kota Podomoro Tenjo akan didukung berbagai infrastruktur transportasi yang terhubung dengan pusat kota.
Karena berada di dalam kawasan kota Podomoro Tenjo, untuk menuju Grand TOD, penghuni cukup berjalan kaki atau menggunakan sepeda yang tersedia tempat parkirnya. Dengan konsep ini, APG berharap para penghuni kota Podomoro Tenjo dapat menikmati hidup yang lebih baik selepas pandemi COVID-19 selesai.
Selain kereta api yang bisa menjangkau Jakarta dalam waktu 40 menit, Kota Podomoro Tenjo juga dihubungkan dengan Jalan Tol Serpong-Balaraja. Banyaknya industri dan pertumbuhan ekonomi yang cukup konsisten di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Bogor menjadikan Kota Podomoro Tenjo diserbu konsumen. Apalagi harganya cukup terjangkau.
"Dalam situasi Pandemi ini dalam sebulan sudah ada lebih dari 1.000 konsumen yang menyampaikan minatnya. Dengan lokasi yang strategis dan beragam fasilitas yang akan dibangun, kami optimis Kota Podomoro Tenjo akan menjadi ikon baru di Barat Jakarta," imbuh Zaldy.
Sementara itu, Pengamat Transportasi Universitas Indonesia sekaligus peneliti Indonesian Urban Transport Institute (IUTRI) Alvinsyah mengatakan pada prinsipnya konsep TOD bertujuan meningkatkan aksesibilitas angkutan massal.
“TOD dapat meningkatkan penggunaan angkutan massal dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi (bermotor), serta memperpendek panjang perjalanan,” ujar Alvinsyah.
Menurut Alviansyah, dengan adanya TOD pola pergerakan masyarakat menjadi lebih baik karena aktivitas masyarakat akan terkonsentrasi pada stasiun sepanjang jalur angkutan masal.
“Perjalanan dengan berjalan kaki dan sepeda akan lebih dominan terutama di kawasan tujuan perjalanan dan waktu tempuh perjalanan bisa lebih singkat,” katanya.
Dia mengatakan TOD akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota menjadi lebih baik. “Konsekuensinya akan banyak lahan-lahan kota yang bisa dijadikan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau untuk media interaksi sosial masyarakat kota tersebut,” ujar Alvinsyah.
Pengembangan kawasan TOD juga menciptakan multiplier effect yang dapat memberikan nilai tambah dari nilai lahan, nilai properti, pajak properti, pendapatan masyarakat, dan jumlah kesempatan kerja.