Huniann Dekat Stasiun Digemari

Pratiwi - Jumat, 01 April 2022 16:41 WIB
Prospek Cerah Hunian TOD di Indonesia Sedang Menanti, Ini Alasannya/ Foto: ADCP

JAKARTA (sijori.id) - Perkembangan pembangunan transportasi massal mulai dari Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan peningkatan kualitas Kereta Listrik (Commuterline) yang mendukung konsep pembangunan wilayah dan perkotaan yang terintegrasi dengan jaringan transportasi massal.

Perusahaan konsultan properti Colliers International Indonesia menyatakan kawasan TOD (Transit Oriented Development) memiliki potensi yang sangat besar dibandingkan dengan kawasan non-TOD. Tidak hanya dari kemudahan akses stasiun transportasi tapi juga peruntukkan untuk meningkatkan insentitas pemanfaatan ruang berupa kemudah memaksimalkan rasio cakupan bangunan.

"Pengembangan produk di area TOD seharusnya memiliki permintaan yang lebih kuat. Dari sisi investor, dapat menghadirkan sewa captive yang menarik untuk apartemen atau penggunaan komersial," ungkap riset Colliers, dikutip, Jumat, 1 April 2022.

Keuntungan lainnya dari kawasan TOD ialah bagi pemilik properti ketika mengembangkan konsep TOD di kawasan atau sekitarnya menjadikan nilai properti lebih tinggi dibandingkan kawasan non TOD.

Secara umum, pemanfaatan pengembangan TOD ke depannya bagi masyarkat yakni berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan dan polusi.

Para penghuni yang tinggal dan bekerja di area TOD juga memiliki akses mudah ke tempat kerja, rumah, dan aktivitas. Dengan kemudahan tersebut bisa menjangkau mobilitas ke pusat aktivitas dengan berjalan kaki atau bersepeda sehingga membentuk gaya hidup yang sehat.

Untuk diketahui, hunian TOD merupakan hunian dengan mengusung konsep pembangunan wilayah yang berfokus pada integrasi jaringan angkutan umum massal berbasis rel dan moda transportasi tidak bermotor.

Sehingga, konsep TOD memperhatikan aspek kemudahan dan kenyamanan mobilitas manusia dengan gaya hidup yang sehat.

Di Indonesia ada beberapa pengembang yang telah memulai pembangunan kawasan TOD berikut di antaranya.

Agung Podomoro Land

Pengembang PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) membangun hunian berkonsep TOD salah satunya TOD Tenjo.

Hunian TOD yang dibangun APLN ini berdekatan dengan Stasiun KRL Tenjo lintas Tanah Abang-Rangkasbitung. Kawasannya berupa mix used area dengan fasilitas penunjang yang memadai.

Hunian TOD Tenjo berupa rumah tapak dengan luas 72 meter persegi (m2) dengan harga yang dibandrol mulai dari Rp200 juta.

Intiland

PT Intiland Development Tbk (DILD) menjadi pengembang properti yang juga mengembangkan hunian TOD. Salah satu proyek hunian TOD yang akan dibangun di kawasan MRT Lebak Bulu, Jakarta Selatan.

Intiland juga mengembangkan kawasan perkantoran terpadu yang berjarak 500 meter (m) dari stasiun.

Adhi Commuter Properti

Anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), yakni PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) juga mengembangkan hunian TOD salah satunya di Bogor.

ADCP sukses meluncurkan klaster pertamanya Bhumi Anvaya yang saat ini sedang melanjutkan pengembangan klaster keduanya di Adhi City Sentul Bhumi Svagara.

Lokasi tersebut berdekatan dengan beragam infrastruktur yang sedang dibangun di kawasan Sentul. Mulai dari Tol Sentul selatan-Karawang akses Puncak 2 dan sebagainya.

Metropolitan Land

PT Metropolitan Land Tbk (Metland) mengembangkan hunian TOD salah satunya di Cibitung, Bekasi. Kawasan perumahan TOD ini terintegrasi dengan angkutan massal kereta api yakni Stasiun KRL Metland Telaga Murni. (*)

Tags TODpropertiBagikan

RELATED NEWS