IHSG Siap Pecah Rekor Lagi
JAKARTA (sijori.id) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatannya pada perdagangan Jumat, 5 Januari 2024 seiring dengan momentum beberapa saham yang mendukung.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, menyatakan dalam jangka panjang, IHSG masih menunjukkan kecenderungan naik. Ini dibuktikan dengan usaha IHSG untuk mencatat rekor tertinggi sepanjang masa All Time High (ATH) yang baru.
"Masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia turut menjadi penopang pergerakan IHSG hingga saat ini," paparnya dalam publikasi riset, dikutip pada Jumat, 5 Januari 2023.
Secara singkat, ada kemungkinan koreksi kecil dalam waktu dekat, lanjut William, hal kni bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan tujuan investasi jangka panjang.
Berdasarkan risetnya, kata William, IHSG untuk Jumat, 5 Januari 2024 diramalkan ada di level 7.123-7.374. Saham yang direkomendasikan termasuk ASII, BMRI, AALI, ICBP, SMGR, BBNI, dan ITMG.
Pada saat yang sama, investor asing cenderung membeli saham bank besar seperti BMRI, BBCA, dan BBRI seiring dengan lonjakan IHSG ke level penutupan tertinggi atau rekor sepanjang masa (ATH) pada perdagangan Kamis, 4 Januari 2024.
Menurut informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,3 triliun pada Kamis, 4 Januari 2024. Angka tersebut yang membuat total net buy sepanjang tahun ini menjadi Rp1,47 triliun.
Data dari RTI juga menunjukkan minat investor asing pada saham bank besar seperti BMRI dengan net buy Rp403,4 miliar, BBCA Rp359,6 miliar, dan BBRI Rp182,5 miliar.
Asal tahu saja, IHSG ditutup pada level rekor baru di 7.359,76 pada hari itu, mengungguli bursa Asia lain yang berada di zona merah. Pencapaian ini melampaui level tertinggi sebelumnya pada tanggal 2 Januari 2024 di posisi 7.323,58.
Kemarin, IHSG meningkat sebesar 1,11% atau 80,67 poin menjadi 7.359,76. Selama perdagangan, indeks bergerak antara 7.280-7.371, dan kapitalisasi pasar mencapai Rp11.844 triliun. Volume perdagangan mencapai 17,17 miliar saham dengan 1,21 juta frekuensi, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp9,87 triliun.
Dalam hal jumlah saham, 326 saham menguat, 221 saham melemah, dan 221 saham stagnan. Hal ini menarik, pasalnya, di tengah melemahnya bursa Asia, IHSG malah mencatat kenaikan tertinggi.
Sementara itu, saham bank besar seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat nilai transaksi sebesar Rp960,4 miliar, diikuti oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp730,5 miliar. Saham BMRI naik 4,10% ke Rp6.350, sedangkan saham BBCA naik 1,34% menjadi Rp9.475. (*)